Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Heroik Polisi India: Lintasi Batas Negara secara Ilegal demi Selamatkan Warga Sipil

Kompas.com - 29/02/2020, 14:07 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Miranti Kencana Wirawan

Tim Redaksi

Sumber BBC

NEW DELHI, KOMPAS.com - Seorang polisi India dinobatkan sebagai pahlawan karena berani melewati batas negara tanpa izin demi menyelamatkan warga yang terdampak kerusuhan.

Kerusuhan akibat pro-kontra UU Kewarganegaraan India ini mulai pecah pada Minggu (23/2/2020) yang menewaskan 39 orang dan melukai 200 orang.

BBC mengisahkan, ada seorang polisi di negara bagian Uttar Pradesh yang berpatroli di pos pemeriksaan perbatasan pada 25 Februari.

Seketika, dia mendengar ada suara tembakan dari Karala Nagar di Delhi, yang hanya berjarak sekitar 200 meter dari tempatnya berdiri.

Polisi bernama Neeraj Jadaun itu melihat gerombolan 40-50 orang membakar kendaraan. Salah satu dari mereka melempari sebuah rumah dengan bom bensin.

Saat itu juga Jadaun meninggalkan protokol polisi tradisional, dan membuat keputusan sepersekian detik untuk melintasi perbatasam negara bagian ke Delhi.

Sebagai tambahan informasi, di India petugas kepolisian perlu izin tertulis untuk melintasi perbatasan negara.

Baca juga: Menteri Agama Prihatin atas Kekerasan di India

"Saya memutuskan menyeberang. Saya rela pergi sendirian meski sadar itu berbahaya, dan fakta bahwa (wilayah) itu di luar yurisdiksi saya. Itu adalah 15 detik paling menakutkan dalam hidup saya," tutur Jadaun pada BBC.

"Syukurlah, tim mengikuti saya, dan senior saya juga mendukung saat saya memberitahu mereka kemudian," lanjutnya.

Jadaun juga menceritakan tindakan yang dilakukannya berbahaya karena timnya kalah jumlah dan para perusuh dibekali senjata. Dia bersama tim awalnya coba bernegosiasi, tapi gagal.

Tim Jadaun lalu memperingatkan bahwa polisi akan melepaskan tembakan. Massa sempat mundur, tetapi tak lama kemudian melempari tim Jadaun dengan batu.

"Kami juga mendengar suara tembakan," ucap Jadaun.

Namun Jadaun bersama timnya bergeming. Mereka tetap mempertahankan posisi dan terus mendorong perusuh sampai pergi.

Baca juga: Terkait Konflik di India, Komisi I Minta Kemenlu Pastikan Keamanan WNI

"Situasinya sangat berbahaya. Para perusuh bersenjata lengkap dan mereka tidak mendengarkan siapa pun. Saya menggambarkan mereka haus darah," ungkap Richi Kumar, seorang reporter harian Amar Ujala.

Dia menggambarkan keputusan Jadaun sebagai "tindakan paling berani" yang pernah dilihatnya.

Halaman:
Sumber BBC
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com