Aliansi Pakatan Harapan, koalisi yang tengah berkuasa saat ini dan mendukung Anwar Ibrahim untuk jadi perdana menteri, mengkritik langkah itu.
Setelah pertemuan darurat, Pakatan Harapan mengatakan bahwa panggilan untuk sidang parlemen khusus guna memilih perdana menteri berikutnya adalah "tantangan terhadap hak dan kekuasaan raja".
Mahathir tampak memiliki dukungan kuat untuk tetap menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia. Dia juga telah mengumumkan untuk membentuk pemerintahan nasional yang bersatu, dan bersedia kembali jadi pemimpin.
Akan tetapi idenya ini ditentang oleh para pemimpin di seluruh spektrum politik Negeri "Jiran".
Beberapa di antara mereka menyatakan keprihatinan bahwa itu akan memberinya terlalu banyak kekuasaan.
Baca juga: Mahathir Mohamad Ingin Bentuk Pemerintahan yang Pro pada Kepentingan Nasional
Kamis (27/2/2020) Mahathir mengubah taktiknya dengan pengumuman mengejutkan, bahwa Partai Bersatu akan mencalonkan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri.
Muhyiddin adalah Menteri Dalam Negeri, yang menjabat sampai kekuasaan Mahathir runtuh usai dirinya mundur.
"Jika semua orang memilihnya, aku tidak apa-apa," ucap Mahathir dikutip dari AFP.
Kemudian Malaysia Kini mengabarkan, Redzuan Yusof salah satu anggota Partai Bersatu, mengatakan partai akan "100 persen" mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri.
Baca juga: Mahathir Mohamad Mundur, Ini yang Perlu Diketahui soal Gejolak Politik di Malaysia
Pergulatan politik di kursi pemerintahan Malaysia bermula akhir pekan lalu.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.