Kamis (27/2/2020) Mahathir mengubah taktiknya dengan pengumuman mengejutkan, bahwa Partai Bersatu akan mencalonkan Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri.
Muhyiddin adalah Menteri Dalam Negeri, yang menjabat sampai kekuasaan Mahathir runtuh usai dirinya mundur.
"Jika semua orang memilihnya, aku tidak apa-apa," ucap Mahathir dikutip dari AFP.
Kemudian Malaysia Kini mengabarkan, Redzuan Yusof salah satu anggota Partai Bersatu, mengatakan partai akan "100 persen" mendukung Muhyiddin sebagai perdana menteri.
Baca juga: Mahathir Mohamad Mundur, Ini yang Perlu Diketahui soal Gejolak Politik di Malaysia
Pergulatan politik di kursi pemerintahan Malaysia bermula akhir pekan lalu.
Saat anggota parlemen dari koalisi yang berkuasa kala itu, yang meraih kemenangan di pemilu 2018, bergabung dengan kelompok-kelompok oposisi untuk membentuk pemerintahan baru.
Langkah itu terlihat seperti hendak mengeluarkan Anwar dan sekutunya dari pemerintahan, dan menghentikannya jadi perdana menteri.
Mahathir kemudian mendinginkan suasana dengan berjanji menyerahkan kekuasaan pada Anwar, tetapi banyak pihak yang meragukan dia akan benar-benar melakukannya.
Baca juga: INFOGRAFIK: Perjalanan Politik Mahathir Mohamad
Hubungan Mahathir dengan Anwar meruncing selama tahun 1990-an. Mahathir sempat memecat Anwar sebagai wakilnya, dengan tuduhan sodomi yang memenjarakan Anwar.
Keduanya sempat berdamai untuk menggulingkan rezim kepemimpinan Najib Razak yang korup, karena menjarah dana investasi negara senilai miliaran dolar AS.
Dana tersebut dihabiskan Najib untuk berfoya-foya, mulai dari membeli kapal pesiar super mahal hingga karya seni yang tinggi harganya.
Baca juga: 3 Opsi yang Bakal Terjadi Selepas Mahathir Mohamad Mundur
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.