Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertama Kalinya, Liga Sepak Bola Putri Arab Saudi Diluncurkan

Kompas.com - 26/02/2020, 17:09 WIB
Aditya Jaya Iswara,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber CNN, AFP

RIYADH, KOMPAS.com - Sejarah tercipta di Arab Saudi. Untuk pertama kalinya, liga sepak bola putri diluncurkan di Negeri "Petrodollar", Selasa (25/2/2020).

Dilansir dari AFP, musim pertama di liga sepak bola putri Arab Saudi berhadiah total 500 ribu riyal (setara dengan Rp1,86 miliar). Usia pesertanya harus di atas 17 tahun.

Untuk penyelenggaraannya, Federasi Olahraga Arab Saudi mengatakan kompetisi ini dihelat di Jeddah, Riyadh, dan Dammam.

"Peluncuran (liga) ini untuk mendukung partisipasi perempuan di olahraga dalam tingkat komunitas, dan meningkatkan pengakuan untuk prestasi mereka di bidang olahraga," ucap federasi.

Kemudian Presiden Federasi Olahraga Arab Saudi, Pangeran Khaled bin Alwaleed bin Talal Al Saud, mengungkapkan liga sepak bola putri adalah permulaan untuk langkah besar demi masa depan negara.

"Ini (liga sepak bola putri) adalah langkah besar demi masa depan negara, kesehatan kita, generasi muda kita, dan ambisi kita untuk mendorong para atlet mencapai kemampuan terbaiknya," ucapnya dikutip dari CNN, Senin (24/2/2020).

Baca juga: Sri Mulyani: Dari Umrah, RI Paling Banyak Kirim Turis ke Arab Saudi

Adanya liga sepak bola putri ini juga menandai era baru perempuan dalam bidang olahraga, di negara pimpinan Raja Salman tersebut.

Kebijakan melibatkan perempuan di sepak bola ini dimulai Arab Saudi sejak kaum hawa diizinkan menonton pertandingan di stadion pada Januari 2018.

Sebelumnya, pemerintah Negeri "Petrodollar" melarang keras wanita berpartisipasi di arena olahraga.

Putra Mahkota Mohammed bin Salman juga mengumumkan sejumlah reformasi lainnya, seperti mengizinkan konser, membuka bioskop lagi, dan mencabut larangan mengemudi untuk perempuan.

Kebijakan tersebut dilakukan sebagai upaya modernisasi. Demikian yang dikabarkan oleh AFP.

Baca juga: Sempat jadi Buron, Tersangka Penipu Putri Arab Saudi Ditangkap di Palembang

Pemerintah Arab Saudi akhir-akhir ini berada di bawah ancaman pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM).

AFP melaporkan, petinggi Negeri "Kilang Minyak" itu kemudian coba memulihkan citra negaranya melalui olahraga.

Skema kompetisi

Liga sepak bola putri ini bukan bagian dari Federasi Sepak Bola Arab Saudi, melainkan dibawahi oleh Federasi Olahraga.

Menurut pernyataan Federasi Olahraga Arab Saudi, kompetisi ini dimulai dengan babak kualifikasi untuk menentukan juara regional.

Sang jawara kemudian melaju ke fase gugur, dan berkompetisi di Women Football League Champions Cup.

Baca juga: Arab Saudi, Negeri Konservatif yang Kini Berambisi Helat Formula 1

Meneruskan langkah sebelumnya

Digelarnya liga sepak bola putri Arab Saudi adalah kebijakan lanjutan pemerintah untuk melibatkan perempuan di olahraga.

Sebelumnya, Arab Saudi tidak pernah memiliki tim nasional wanita (timnasita) untuk berkompetisi di Piala Dunia Wanita.

Salah satu alasan kenapa negara yang beribu kota di Riyadh ini tidak membentuk timnasita adalah hukuman FIFA yang mereka terima di tahun 2007.

Waktu itu FIFA melarang pemain mengenakan hijab. Larangan ini kemudian dicabut lima tahun kemudian.

Di tahun 2012 Arab Saudi mengirimkan kontingen perempuan pertamanya di Olimpiade.

Baca juga: Pemerintah Tawarkan Sejumlah Pelabuhan ke Investor Uni Emirat Arab

Saat itu Arab Saudi menjadi negara terakhir yang mengirimkan atlet perempuan. Mereka melunak setelah terus ditekan Kontingen Olimpiade dengan alasan kesetaraan gender.

Selanjutnya di Oktober 2019 Arab Saudi mengirimkan tim futsal wanita pertamanya di kejuaraan internasional.

Tim tersebut berkompetisi di Gulf Cooperation Council (GCC) Women's Games bareng Uni Emirat Arab (UEA), Kuwait, dan Bahrain.

Tim Arab Saudi mengakhiri turnamen itu sebagai juara tiga, dan sempat mengecap hasil manis kala mengalahkan tuan rumah Kuwait.

Tak hanya di bidang olahraga, dimulainya liga sepak bola putri juga menunjukkan wanita mulai disetarakan dengan pria di Arab Saudi.

Baca juga: Koperasi Ini Segera Ekspor Ratusan Ton Bumbu Rendang ke Arab Saudi

Tahun 2017 perempuan Arab Saudi mulai diberikan hak mengemudi, dan pada 2018 untuk pertama kalinya, mereka diizinkan memiliki SIM.

Berlanjut ke Agustus 2019, pemerintah mencabut larang wanita bepergian ke luar negeri tanpa persetujuan dari wali pria.

Kemudian pada Desember 2019, pemerintah mencabut pemisahan jenis kelamin di restoran.

Belum sepenuhnya setara

Meski demikian, Arab Saudi belum sepenuhnya menyetarakan kedudukan perempuan dengan pria. Masih ada persoalan-persoalan yang belum didapat solusinya.

Dilansir dari CNN Rabu (26/2/2020) perempuan Arab Saudi masih harus izin ke pria (baik suami atau ayahnya) untuk menikah atau bercerai, membuka bisnis, dan terkadang juga untuk urusan kesehatan.

Jika ayah si perempuan sudah meninggal, ia harus mendapat persetujuan salah satu dari suami, saudara laki-laki, bahkan dalam beberapa kasus, putranya sendiri.

Kesaksian para perempuan di pengadilan juga diberi bobot yang lebih rendah daripada pria. Ini membuat posisi hukum mereka sama dengan anak di bawah umur, demikian yang dilaporkan CNN.

Kemudian para pakar PBB mengatakan, terlepas dari pelonggaran beberapa aturan, sistem yang berlaku di Arab Saudi sekarang masih "meniadakan" hak asasi perempuan dan menghalangi mereka sebagai manusia bebas.

Baca juga: Publik Arab Saudi Bersiap Rayakan Valentine

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN, AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com