UU Kewarganegaraan baru menjadi kontroversi lantaran memberi amnesti untuk imigran non-Muslim dari tiga negara tetangga yang mayoritas penduduknya memeluk agama Islam.
Para demonstran yang menolak menilai UU itu mendiskriminasi orang-orang Islam.
Baca juga: Pria India Ini Sembah Trump sebagai Dewa dan Buatkan Patung Untuknya
Shanu Siddiqui, penduduk di lokasi kerusuhan mendapat luka di dada akibat terkena tembakan gas air mata.
"Penembakan terus berlangsung selama Senin, dan di Selasa hampir terjadi seharian. Para golongan sayap kanan dikawal polisi, yang turut menyuplai mereka dengan senjata dan tongkat untuk memukul," ucap Shanu dikutip dari Anadolu Agency.
Shanu menambahkan, situasinya sangat mencekam di area tempat tinggalnya, dengan kedua kubu yang terus berdatangan sejak Senin malam.
"Ada pergerakan sedikit (dari lawan) mereka langsung melempar batu. Orang-orang yang pulang kerja dan kembali ke rumah juga ikut jadi sasaran."
"Rasanya kami jadi tahanan di rumah sendiri," lanjutnya.
Baca juga: Sambut Kedatangan Trump, India Gusur Warga Miskin
Penasihat Keamanan Nasional, Ajit Doval, berencana menggelar pertemuan darurat dengan pejabat senior hari ini (26/2/2020).
"Rakyat harus bekerja sama dengan kami untuk menjaga kedamaian. Kami akan terus di sini (New Delhi) sampai situasi normal. Sementara di tempat lain kami akan mengerahkan pasukan," ucap Satis Golchan, Komisaris Khusus di Kepolisian New Delhi.
Di tempat terpisah, Menteri Utama Delhi, Arvind Kejriwal, juga menyuarakan hal yang sama.
"Semua orang ingin kerusuhan mereda," ucapnya setelah menghadiri pertemuan dengan Menteri Dalam Negeri Amit Shah dan Gubernur Jenderal New Delhi Anil Baijal, pada Selasa (25/2/2020).
Baca juga: Parasite Dituding Curi Ide Cerita Film India, Minsara Kanna
Kemudian dari sumber-sumber yang dihimpun Anadolu Agency, terlihat sejumlah polisi lokal dan pasukan keamanan tambahan dikerahkan untuk berjaga-jaga mengantisipasi situasi genting.
Kementerian Informasi dan Penyiaran India juga tidak tinggal diam. Selasa kemarin mereka meminta semua stasiun televisi berhati-hati menyiarkan konten, karena ada kemungkinan mengandung konten-konten anti-nasionalis.
Konten-konten yang mengandung intimidasi ke agama atau komunitas tertentu juga wajib dihindari. Termasuk gambar atau kata-kata yang menghina agama atau kelompok tertentu.
Baca juga: Joki Kerbau India yang Torehkan Rekor Melampaui Usain Bolt Tolak Undangan Tes Atletik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.