Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Selatan Jadi Pusat Virus Corona Terbesar di Luar China

Kompas.com - 24/02/2020, 11:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

SEOUL, KOMPAS.com - Korea Selatan disebut menjadi pusat virus corona terbesar di luar China, setelah total korban yang terinfeksi mencapai 763 orang.

Jumlah itu diumumkan setelah Negeri "Ginseng" mengumumkan adanya 161 kasus penularan baru virus yang berasal dari Wuhan itu.

Korea Selatan mengalami lonjakan penderita virus corona hingga lebih dari 700 orang dalam waktu kurang dari sepekan, dengan infeksi berasal dari sekte keagamaan di Daegu.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona di China Per 24 Februari 2020 Capai 2.592

Berdasarkan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), kebanyakan pasien terhubung dengan Shincheonji Church of Jesus.

Termasuk 129 kasus infeksi yang baru saja diumumkan, ujar KCDC dalam keterangan tertulis sebagaimana diwartakan AFP Senin (24/2/2020).

Total tujuh orang meninggal di Korsel karena virus corona, menjadikannya negara kedua dengan kasus kematian tertinggi di luar China setelah Iran (8).

Dua korban meninggal terbaru dilaporkan terhubung dengan cluster (kantong) penyebaran kedua yang berasal dari rumah sakit di Cheongdo County.

Pada Minggu (23/2/2020), Presiden Moon Jae-in mengumumkan dia menaikkan status darurat ke level tertinggi, merah, sebagai cara untuk memperkuat respons pemerintah dalam menangani wabah.

Sebagai langkah cepat, otoritas memperpanjang masa libur TK dan sekolah hingga satu pekan, dan berencana melakukan pengawasan ketat bagi pendatang dari China selama dua pekan ke depan.

Baca juga: Virus Corona Ternyata Tak Berasal dari Pasar Seafood Wuhan, Ini Faktanya

"Menyebabkan kekhawatiran"

Kantong penyebaran di Shincheonji dimulai ketika seorang perempuan yang berumur 61 tahun mengalami demam pada 10 Februari.

Meski begitu, dia sempat menghadiri setidaknya empat ibadah di Daegu, kota terbesar keempat Korea Selatan, sebelum divonis menderita virus corona.

Wali Kota Daegu Kwon Young-jin mengatakan, sekitr 85 persen dari 292 kasus penularan yang dilaporkan berlangsung di Shincheonji.

Pemerintah menuturkan, sebanyak 9.300 pengikut Shincheonji dikaratina atau diminta tinggal di rumah. Namun masih ada ratusan anggota lain yang tak terlacak.

Baca juga: Angka Infeksi Virus Corona Capai Lebih Dari 100 Orang, 10 Ribu Warga Italia Dikarantina

Dianggap sebagai sekte sesat, pendiri Shincheonji, Lee Man-hee, mengklaim dia mengenakan jubah yang dipakai oleh Yesus Kristus.

Selain itu, dia juga berjanji bakal membawa 144.000 pengikutnya untuk ke surga ketika Hari Penghakiman (akhir zaman) tiba.

Dalam pernyataan video yang dirilis Minggu, juru bicara sekte tersebut mengungkapkan permintaan maaf karena sudah "menyebabkan kekhawatiran".

Si juru bicara menegaskan, pihak gereja sudah bekerja sama dengan otoritas lokal dalam menerapkan "pencegahan awal" virus bernama resmi Covid-19 itu.

Dia menolak kritikan publik bahwa Shincheonji Church of Jesus adalah penyebab di balik pesatnya penderita virus corona di Korea Selatan.

"Tolong dipahami bahwa Shincheonji Church of Jesus dan anggotanya merupakan korban terbesar dari wabah Covid-19," kata si juru bicara.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Turki dan Pakistan Tutup Pintu Perbatasan dengan Iran

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com