Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Infeksi Virus Corona Capai Lebih Dari 100 Orang, 10 Ribu Warga Italia Dikarantina

Kompas.com - 24/02/2020, 06:27 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Reuters,AFP

ROMA, KOMPAS.com - Sebanyak 10 ribu warga Italia mempersiapkan diri untuk karantina sepekan di negara bagian Utara Italia pada Minggu (23/02/2020).

Dua orang dinyatakan tewas karena virus corona sejak Jumat dan lebih dari 100 kasus kini dilaporkan terjadi di Italia. Kebanyakan dari kasus tersebut berpusat di sebuah kota kecil bernama Codogno, sekitar 70 kilometer dari Milan Tenggara.

Pemerintah Italia juga telah menyiapkan pasukan militer untuk membantu jika diperlukan dalam pelaksanaan perimeter (pos pemeriksaan).

Pada Minggu (23/02/2020), kepala departemen perlindungan sipil, Angelo Borrelli mengatakan selama konferensi pers bahwa ribuan kasur telah disiapkan di barak-barak militer dan hotel-hotel untuk mengarantina pasien terinfeksi jika memang diperlukan.

"Angka infeksi virus corona di Italia kini meningkat menjadi 132 kasus termasuk dua kasus kematian". Ungkap Borelli. Namun dilansir dari REUTERS, dikabarkan seorang pasien kanker yang sudah lansia menjadi korban tewas ketiga di Italia pada Minggu (23/02/2020).

Wanita lansia itu sebelumnya dirawat di rumah sakit di Crema, berlokasi di Lombardy. Wanita itu telah dirawat selama beberapa hari, berdasarkan keterangan Kepala Kesehatan Lombardy selama konferensi pers. "Wanita itu telah diperiksa dan positif terjangkit virus corona."

Sementara itu, lebih dari 50 ribu warga di sebelas kota, 10 di antaranya di Lombardy dan satu darinya berasal dari wilayah Veneto, kini menghadapi apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Giuseppe Conte pada Sabtu (22/02/2020) yakni penutupan kota.

Baca juga: Wabah Virus Corona, Turki dan Pakistan Tutup Pintu Perbatasan dengan Iran

Warga lokal memakai masker wajah dan siap mengantre di luar supermarket di sebuah kota bernama Casalpusterlengo, sekitar 10 menit dari Codogno pada Minggu pagi.

Mereka menunggu dan kemudian baru mengizinkan masuk dalam 40 formasi kelompok dan membeli perbekalan selama karantina.

Meski salah satu wanita dalam antrean meremehkan virus corona dengan mengatakan kepada pembeli lainnya bahwa penyakit itu "tidak fatal". Menurutnya, tentu jika mendapat perawatan dan pengobatan yang benar. Namun para pembeli lain kurang percaya akan hal tersebut.

"Sangat tidak manusiawi," Ungkap seorang pembeli bernama Sante, "Berebut empat sandwich sangat menjijikkan." Ujarnya.

Warga lain bernama Emanuela seperti dilansir AFP mengaku khawatir. "Saya sangat takut, kami sedang melewati situasi yang berat."

Baca juga: Kasus Dugaan Infeksi Virus Corona di Zimbabwe Negatif, WHO Tetap Peringati Negara-negara di Afrika

Infeksi Meningkat

Bokade jalan belum didirikan dan mobil-mobil tampak masih bisa melaju di dalam dan sekitar wilayah Codogno dan Casalpusterlengo. Meski, mobil-mobil polisi juga tampak berpatroli di daerah tersebut.

Pihak otoritas masih beum jelas apakah akan memberlakukan aturan perjalanan dan apakah warganya diperbolehkan untuk melakukan perjalanan dari dan menuju kota di tengah zona yang terinfeksi virus corona, tanpa melalui batas luar.

Salah satu polisi wanita setempat mengabarkan bahwa kepolisian tengah menyiapkan pos pemeriksaan di zona terdampak. Awal pemeriksaan mungkin akan berlangsung dalam lingkup kecil namun semakin lama kemungkinan semakin melebar.

"Ada 10 tim polisi bidang kriminalitas di sini, memang tidak ada relasinya dengan situasi saat ini namun kami telah dipanggil ke sini dari berbagai daerah seperti Bologna, Turin dan Genoa untuk membantu." Papar sang polisi wanita.

Baca juga: Presiden Korea Selatan Naikkan Status Infeksi Virus Corona di Level Tertinggi

Kini, tampaknya karantina sangat bergantung pada tiap individu untuk menghormati sistem yang ada namun pemerintah Italia mengatakan bahwa jika ditemukan ada yang melanggar maka akan dikenakan denda dan bahkan tiga bulan penjara.

Virus corona masih marak merebak khususnya saat ini banyak terjadi di luar daratan utama China. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Reuters,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com