Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahathir Bakal Putuskan Sendiri Kapan Dia Akan Mundur

Kompas.com - 22/02/2020, 22:25 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Intrik politik transisi kekuasaan di Malaysia memasuki babak terbaru setelah pertemuan Dewan Presidensial Koalisi Pakatan Harapan, Jumat malam (21/2/2020).

Dewan memutuskan secara bulat memberikan hak prerogatif kepada Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengenai tanggal dia menyerahkan tampuk kekuasaan kepada Anwar Ibrahim.

“Saya bangga seluruhnya telah menyerahkan kepada saya untuk memutuskan kapan saya akan mundur.” tutur Mahathir dikutip oleh The Star Malaysia.

Baca juga: Anwar Ibrahim Minta Dia dan Mahathir Jangan Ditekan soal Transisi Kekuasaan

Politisi berusia 94 tahun itu melanjutkan keputusan disetujui seluruh komponen partai koalisi. Yang pasti sejauh ini belum ada tanggal pasti kapankah transisi kekuasaan akan dilaksanakan.

Namun Perdana Menteri berjuluk Dr M ini menyatakan dengan jelas dia akan lengser setelah Malaysia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) pada November 2020

Mendukung keputusan Mahathir, di kesempatan yang sama Anwar juga menyampaikan posisinya.

“Posisi kita jelas. Tidak ada keraguan. Kita berkomitmen mendukung Tun (Mahathir) melanjutkan roda pemerintahan dengan dukungan penuh koalisi. Dia akan memutuskan sendiri kapan waktu yang tepat.”

Anwar malahan mengatakan dialah yang meminta agar Mahathir diberi kesempatan dan waktu untuk terus memimpin Negeri “Jiran”.

Baca juga: PM Malaysia Mahathir Bakal Mundur Setelah November

Akankah Anwar menjadi PM?

Menunggu selama 22 tahun, Anwar mengisyaratkan dia tidak cemas apakah posisi orang nomor satu yang sudah lama diidamkan akan jatuh ke tangannya.

“Saya akan tetap sabar.” tanggapnya.

Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) itu menilai bukanlah masalah bagi dia untuk menunggu 6 bulan lebih lambat dari kesepakatan awal koalisi.

Seperti diketahui, Pakatan telah sepakat bahwa Anwar akan menggantikan Mahathir dua tahun setelah koalisi berkuasa yaitu pada Mei 2020.

Apakah Anwar akan menjadi PM ke-8 memang terus menjadi pertanyaan terbesar yang menyelimuti Malaysia.

Baca juga: Polemik Transisi Kekuasaan Mahathir, Anwar Ibrahim Minta Perdebatannya Dihentikan

Bukan rahasia lagi hubungannya yang pasang surut dengan Mahathir memicu pertanyaan apakah Dr M tulus kali ini menginginkan mantan musuh politiknya ini menjadi suksesornya.

Gerakan di parlemen untuk menjegal Anwar mencapai mayoritas 112 kursi sudah menjadi rahasia terbuka antara politisi Malaysia.

Alasan lain yang kerap dimunculkan untuk menolak Anwar adalah masalah kelayakan moralnya. Politisi 72 tahun ini pernah dua kali dipenjara karena didakwa melakukan sodomi.

Anwar membantah keras dan menyebut pemenjaraannya jelas upaya untuk membungkam dan membunuh karir politiknya.

Faktor lain yang juga didengungkan adalah kekhawatiran bahwa Anwar akan menghapuskan keistimewaan hak bumiputera yang khusus diberikan kepada suku Melayu.

Tentunya elit politik dan bisnis merasa kepentingan mereka akan terancam jika Anwar mengambil kebijakan itu.

Baca juga: Popularitas Anjlok, Mahathir Sindir Rakyat yang Kembali Dukung Najib Razak

Apalagi, jika dia melakukan pembersihan terhadap korupsi yang masih merajalela.

Kubu anti-Anwar bergerilya meminta agar Mahathir menyelesaikan masa jabatannya penuh hingga pemilu berikutnya yang harus digelar paling lambat Mei 2023.

Skenario lain adalah mempersiapkan nama alternatif untuk menyaingi Anwar. Dua nama yang mulai dibahas tidak lain tidak bukan adalah orang dekat Anwar sendiri.

Menteri Ekonomi Azmin Ali dan Deputi Perdana Menteri Wan Azizah Wan Ismail adalah dua nama yang dispekulasikan.

Kedua politisi PKR ini memiliki hubungan khusus dengan Anwar. Azmin adalah mantan sekutu politik dan orang kepercayaan yang setia mendampingi sejak Anwar dipecat dan dipenjara pada tahun 1998.

Namun hubungan kedua orang ini memburuk dalam setahun terakhir setelah muncul kabar Azmin juga membidik kursi Perdana Menteri.

Wan Azizah adalah istri Anwar yang menjadi penggantinya dua kali di partai dan parlemen ketika anggota parlemen dari Port Dickson itu mendekam di hotel prodeo.

Mahathir menurut sejumlah sumber yang dikutip Nikkei Asian Review tidak keberatan dengan dua nama ini dan lebih menginginkan mereka menggantikannya dibandingkan sosok Anwar.

Baca juga: Mahathir Nyatakan Siap Mundur Jadi PM Malaysia Kapan Pun, asalkan...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com