Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penusukan Muazin di Masjid Center London

Kompas.com - 21/02/2020, 13:14 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

LONDON, KOMPAS.com - Seorang pria lansia ditusuk di dalam Masjid Central London pada waktu salat Zuhur pada Kamis (20/02/2020). Korban bernama Rafaat langsung dilarikan ke rumah sakit setelah ditusuk sekitar pukul 3 sore.

Rafaat adalah muazzin (orang yang mengumandangkan azan) di Masjid Central London. Dia sedang berada di aula depan ketika insiden terjadi. 

Kondisinya tampak tidak terlalu buruk namun dia berada dalam perawatan pusat trauma, ungkap polisi setempat.

Baca juga: Siska Trauma dan Minta Kasus Penusukan oleh Suaminya Dilanjutkan

Seorang saksi mata bernama Abi Watik (59) mengatakan bahwa korban ditusuk sekali di bagian bahu, beberapa saat setelah salat zuhur. Selama itu, pelaku penyerang masih dalam keadaan diam.

"Kami sangat terkejut, kami tidak tahu apa yang telah terjadi," Ujar Watik. 

Mustafa Field, direktur Forum Keyakinan di London mengatakan bahwa jamaah masjid menyaksikan tusukan itu sebanyak satu tusukan, satu kali serangan di sekitar leher.

Dilansir dari Sky News, sebuah video menunjukkan pria kulit putih memakai hoodie berwarna merah, celana hitam dan tanpa sepatu dibekuk polisi.

Dalam rekaman lengkap, terdapat juga pisau di lantai di bawah kursi plastik.

Saksi mata mengatakan bahwa tersangka yang berusia 28 tahun itu memiliki aksen Inggris dan pernah sering ke masjid. Terakhir dia dilihat sekitar enam bulan lalu.

Waleed Mohammed, kawan dari korban mengatakan, "Hanya ada satu Rafaat, dia seorang yang mengumandangkan azan lima kali sehari."

"Kejadian ini datang tepat di akhir karirnya, itu sangat membut seluruh komunitas muslim sedih." Ungkapnya.

Baca juga: Berencana Menyerang Masjid, Anggota Sayap Kanan di Jerman Ditangkap

Direktur Jenderal Pusat Budaya Islam di Masjid Center London, Dr. Ahmad Al Dubayan berharap semoga kejadian ini hanya insiden individu. Menurutnya, tempat itu (masjid center london) adalah tempat yang ikonik. Sebuah tempat yang tak hanya diperuntukkan untuk muslim tapi juga untuk seluruh masyarakat Inggris. 

"Banyak komunitas muslim di sini begitu pun komunitas lainnya." Ujar Dr. Ahmad Al Dubayan.

Dewan Muslim Inggris mengatakan bahwa mereka akan menindak lanjuti keamanan seluruh masjid di negara itu. "Berdasarkan motif serangan pelaku, kita harus tenang namun waspada terkait tujuan kita akan pentingnya keseimbangan dalam memelihara masjid di tempat umum, dan keamanan para jamaah yang beribadah."

Penasehat Masjid, Ayaz Ahmad mengatakan bahwa kantor perdana menteri, kantor pusat dan kantor mayor London telah dihubungi untuk memberikan pandangan mereka terkait insiden ini.

Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengunggah di twitter, "Saya turut berduka atas serangan di Masjid Center London. Sungguh kejadian memilukan yang terjadi di tempat ibadah. Doa saya untuk korban serangan dan semuanya yang dirugikan dari peristiwa ini."

Masjid Center London merupakan salah satu masjid yang paling besar karena mampu menampung kurang lebih lima ribu jamaah, ditambah para pelancong dari berbagai kota.

Sekitar 200 sampai 300 jamaah berada di lokasi saat insiden terjadi. Insiden memilukan itu dilakukan oleh anak muda berusia 28 tahun yang langsung dibekukan oleh kesatuan Scotland Yard.

Insiden ini juga tidak memiliki kaitan dengan tindakan teror yang baru-baru ini kerap terjadi. Insiden ini dianggap sebuah "Insiden tertutup dan sejauh ini belum ada tersangka lainnya." Ungkap Kepala Pengawas, Helen Harper.

Baca juga: Pasca-penusukan Driver Ojol, Titik-titik Rawan Kejahatan Jalanan di Sukabumi Dijaga Polisi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com