Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembak Rasial di Jerman Rupanya Ingin Lenyapkan Separuh Populasi Jerman

Kompas.com - 21/02/2020, 09:07 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

HANAU, KOMPAS.com - Penembak rasial di Jerman ditemukan tewas bunuh diri di dalam rumahnya pada Kamis (20/2/2020) pagi setelah dia melakukan penembakan terhadap sembilan orang di Kafe Midnight Bar Shisha, Hanau, pada Rabu malam harinya.

Dilansir dari AFP, tersangka Tobias R (43) diyakini berasal dari ekstrem sayap kanan yang melakukan aksi penembakan dilandasi rasialisme.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengutuk aksi tersebut, yang dinyatakan sebagai aksi terbaru yang paling menyedihkan dan mematikan terkait ekstrem sayap kanan Jerman dalam beberapa bulan terakhir.

Tobias R membunuh sembilan orang dengan latar belakang imigran, di antaranya lima orang Turki, dan melukai enam orang lainnya di pusat Hanau, dekat Frankfurt, pada Rabu (19/2/2020) malam.

Baca juga: Polisi Selidiki Pelaku Penembakan Jerman

Dia kemudian pulang dan mengamuk. Sebelum bunuh diri, dia juga membunuh sang ibu yang berusia 72 tahun.

Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 di sebuah kafe shisha tengah malam di pusat Hanau, 20 kilometer dari Frankfurt Timur.

Tersangka dilaporkan membunyikan bel pintu dan kemudian menembak sejumlah orang di ruang rokok di mass-market daily, menurut seorang warga bernama Bild.

Dia kemudian menaiki mobilnya dan setelah itu menembak ke arena bar dan kafe. Setelah dia melakukan penembakan besar-besaran, dia ditemukan tewas di apartemennya bersama sang ibu dengan kondisi keduanya tewas karena tembakan senjata api.

Tersangka Tobias diperkirakan seorang rasialis yang gila dan ingin memusnahkan seluruh bangsa di dunia.

Berdasarkan laporan dari Daily Mirror, Tobias ternyata seorang mantan pegawai bank yang pernah meninggalkan surat juga video yang mengungkapkan keinginannya untuk mengurangi separuh populasi manusia.

Tobias mengatakan bahwa dia ingin memusnahkan kebanyakan orang yang berasal dari Timur Tengah, beberapa bangsa Asia, Afrika Utara, Amerika Selatan dan Amerika Tengah, Pulau Karibia, serta orang-orang yang dianggapnya "tidak murni" berdarah Jerman.

Ribuan orang berkumpul untuk berjaga di Jerman pada Kamis (20/2/2020) setelah kasus penembakan tersebut.

Banyak dari mereka membawa bunga dan lilin sembari berkumpul di Hanau pada sore hari untuk menunjukkan solidaritas kepada pihak korban.

Tindakan yang sangat rasial

Menurut Kepala Kejaksaan Federal Jerman Peter Frank, sembilan orang korban penembakan di dua kafe pada Rabu (19/2/2020) malam berusia antara 21 sampai 44 tahun dengan keseluruhan memiliki latar belakang imigran. Meski demikian, beberapa dari mereka warga negara Jerman.

Dia juga mengungkapkan adanya bukti termasuk rekam video dan sebuah "manifesto" ditemukan dari situs milik tersangka Tobias R. Di dalamnya menunjukkan keterlibatan pelaku dengan perilaku-perilaku rasialis yang sangat dalam.

Selain lima orang warga Turki, seorang warga Bulgaria dan Bosnia juga dinyatakan tewas. Asosiasi Kon-Med Kurdi di Jerman juga menyatakan beberapa orang etnis Kurdi menjadi korban dalam penembakan.

Mereka pun mengkritik otoritas Jerman yang tidak melakukan tindakan tegas terkait ekstremis teroris sayap kanan.

Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan di Berlin, "Rasialisme adalah racun, kebencian adalah racun, dan racun ini masih ada di masyarakat kita. Racun inilah yang patut dipersalahkan atas banyaknya tindak kriminal."

Baca juga: Pelaku Penembakan di Bar Shisha Jerman Ditemukan Tewas Bersama Ibunya

Merkel juga mengingat pembunuhan yang dilakukan oleh sel Neo-Nazi (NSU) antara 2000-2007 serta pembunuhan pada Juni lalu terhadap politisi pro-migran, Walter Luebcke, sebagai contoh ancaman yang dilakukan sayap kanan.

Selain itu, Angela Merkel juga mengutip serangan anti-semit mematikan pada Oktober lalu di Halle. Peristiwa itu menimbulkan kekhawatiran atas meningkatnya kebencian anti-Yahudi di Jerman.

Menurut Jaksa Peter Frank, tim investigasi telah berusaha mencari tahu apabila tersangka Tobias memiliki kaki tangan atau relasi di Jerman dan luar Jerman yang mungkin telah mengetahui rencana penyerangan ini.

Para kerabat dan keluarga korban berkumpul di area kafe pada Kamis dan saling menguatkan satu sama lain dalam tangis.

"Saya tidak bisa kesal lebih dari ini," ujar Inge Bank (82) yang tinggal di dekat kafe lokasi kejadian.

"Kita harus segera memusnahkan jika Partai Nazi memang kembali," ungkapnya yang mengaku telah mengalami Perang Dunia II.

Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier meletakkan rangkaian bunga putih di luar area kafe pada Kamis sore, sebelum berbicara di kawasan penjagaan di Hanau.

Steinmeier yang bertanggung jawab atas petunjuk moral bangsanya mengutuk keras tragedi tersebut dengan mengatakannya sebagai aksi "brutal dan teror".

Dia juga mengungkapkan keharuannya melihat ribuan, bahkan lebih dari 10.000 orang, berkabung bersama untuk menghormati para korban.

"Kita lawan bersama, kita ingin hidup bersama dan menunjukkannya berulang kali. Itulah kekuatan terbesar kita dalam melawan rasa benci," ujarnya seraya menjawab teriakan "Usir Nazi!" dari kerumunan orang.

Selain itu, dikabarkan pula bahwa tim sepak bola Eintracht Frankfurt mengheningkan waktu satu menit menjelang pertandingan Liga Eropa melawan RB Salzburg untuk menghormati korban tragedi ini.

Baca juga: Penembakan di Bar Shisha Jerman, 9 Orang Tewas oleh Terduga Ekstremis Sayap Kanan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com