Trump juga menyoroti usaha intervensi yang coba dilakukan negara asing di Libya hanya akan memperkeruh situasi di sana.
Libya berada dalam kekacauan sejak 2011, di mana koalisi yang didukung NATO menggelar agresi militer, dan membunuh sang pemimpin Moammar Kadhafi.
Sejak saat itu, dua faksi terkuat mencoba berebut kekuasaan. Satu adalah Pemerintahan Perjanjian Nasional (GNA) yang diakui PBB.
Sementara sisanya adalah Jenderal Libya Haftar yang dahulu merupakan komandan Kadhafi, di mana dia disokong oleh Mesir hingga Rusia.
Sementara Turki serta Qatar menyatakan dukungan terhadap pemerintahan GNA yang dikomandoi Perdana Menteri Fayez al-Sarraj.
Baca juga: Erdogan Ancam Suriah Bakal Membayar Mahal jika Tentaranya Diserang
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan