Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WNI di Singapura Tak Terlalu Khawatir di Tengah Wabah Virus Corona

Kompas.com - 16/02/2020, 18:18 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Jumlah warga yang terinfeksi virus corona di Singapura melonjak hari demi hari. Data terakhir Minggu (16/2/2020) menunjukan 72 korban telah terinfeksi patogen bernama resmi Covid-19 itu.

Angka ini menjadikan Singapura sebagai negara nomor dua terbanyak di dunia dengan jumlah penderita virus dari Wuhan itu setelah China.

Singapura memang terlihat lenggang dalam satu pekan terakhir terutama di tempat-tempat wisata seperti Marina Bay dan Pulau Sentosa.

Baca juga: Dianggap Menghina, Ini Klarifikasi Profesor Harvard soal Virus Corona di Indonesia

Kebanyakan warga memilih berdiam di rumah untuk mencegah kontak fisik. Meski begitu, Warga Negara Indonesia (WNI) mengaku tak terlalu khawatir.

Kepada Kompas.com, warga Indonesia yang notabene pekerja dari berbagai profesi tersebut menceritakan mereka tetap beraktivitas seperti biasa, dan hanya membatasi kegiatan yang tak perlu.

ART tetap berkumpul rutin

Para Asisten Rumah Tangga (ART) Indonesia tetap berkumpul seperti biasa pada hari libur mereka, seperti di Minggu.

Ani Rustiani, Wakil Ketua Himpunan Penata Laksana Rumah Tangga Indonesia Singapura (HPLPRTIS) itu berujar, mereka tidak mengalami perubahan aktivitas.

"Kita tetap berkumpul saling bertukar pikiran. Misal pekan lalu pemimpin komunitas ART menghadiri seminar tentang perundang-undangan buruh dari Organisasi Buruh Dunia (ILO),” jelasnya.

Baca juga: Mahasiswa Makassar Negatif Virus Corona, Keluarga: Terima Kasih Warga Natuna

Ani menjelaskan, para ART rutin membawa pembersih kuman (sanitizer) setiap keluar untuk menjaga kebersihan tangan. Secara pribadi, dia berkata tetap melakoni rutinitas.

“Semuanya berjalan normal. Saya tidak merasa khawatir dengan status oranye karena saya percaya situasi terkendali. Yang pasti majikan berpesan untuk mengunjungi dokter jika tidak enak badan.”

Seperti diketahui pemerintah Singapura telah menaikan status wabah virus corona dari kuning menjadi oranye pekan lalu.

“Bagi saya tidak perlu cemas, yang pasti kita semua memang harus berjaga-jaga kesehatan dan kebersihan masing-masing.” tutup Ani mengakhiri wawancara.

Baca juga: Wabah Virus Corona Melanda, Masker Menghilang di Cianjur

Waspada tetapi tidak panik

Pernyataan hampir senada disampaikan WNI lain. Seperti Deny Nurdana, pelaut yang juga ketua umum Pelaut Bhinneka Tunggal Ika (PBTI)/Bobotoh.

Deny menyatakan wajar jika ada rasa waswas. Dia menceritakan ada rekannya yang memilih mengurangi jarak pelayaran. "Namun secara umum, aktivitas tetap seperti biasa tak terganggu oleh status oranya," paparnya.

Pria dari Jawa Barat ini melanjutkan perusahaan khusus mengimbau agar pelaut yang berlayar ke kawasan Asia Timur seperti China, Hong Kong, dan Taiwan agar lebih berhati-hati.

Baca juga: Tips Mencegah Penularan Virus Corona Jika Bepergian dengan Pesawat

I Komang Narendra juga tidak menutupi kecemasannya. Namun, Bendahara Umum Forum Komunikasi Masyarakat Indonesia di Singapura (FKMIS) ini mengutarakan agar WNI di Singapura tidak perlu berlebihan dan panik menanggapi virus corona.

Komang menuturkan, yang terpenting adalah mengikuti anjuran pemerintah Singapura, yakni menjaga kebersihan hingga rutin mengukur suhu tubuh.

Di luar jam kantor, Komang saat ini memilih untuk lebih banyak di rumah. Dia berolahraga serta membeli makanan di sekitar rumah.

Alasannya untuk mengurangi eksposur tidak perlu di tengah keramaian orang banyak. Ucapan senada disampaikan Deny.

Deny menimpali para pelaut juga cenderung saat ini kebanyakan berada di kapal dan hanya keluar jika perlu membeli kebutuhan sehari-hari.

Baca juga: 356 Orang Terinfeksi Virus Corona di Diamond Princess, Kasus Terbanyak di Luar China

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com