Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fokus dengan Wabah Virus Corona, Perawat ini Tunda Pernikahan

Kompas.com - 15/02/2020, 18:33 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber asiaone

SINGAPURA, KOMPAS.com - Benjamin Ong, seorang perawat dari departemen di Rumah Sakit Tock Seng, Singapura, memutuskan menunda pernikahan dikarenakan situasi darurat virus corona di negaranya.

Dia mengatakan keputusan untuk merawat pasien tersebut adalah sebuah "tanggung jawab yang harus dilakukan".

Namun, bukan berarti pernikahannya dibatalkan. Dia dan tunangannya yang juga pekerja medis tetap mengusahakan pernikahan setelah wabah virus corona berakhir.

Baca juga: Perawat yang Tangani Pasien Virus Corona Jadi Gundul, Ini Alasannya...

"Kami ingin menghindari kerumunan selama beberapa waktu ke depan dan kemungkinan tindakan pencegahan." ujar Benjamin yang asli India namun diadopsi oleh keluarga China ini.

Keputusan yang mereka buat memang sulit tapi pasangan muda itu sepakat untuk melakukannya sebab tidak ingin ambil risiko akan kemungkinan penyebaran virus.

Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan, sebuah kota di Provinsi Hubei telah menyebar sampai ke Singapura. Pada Jumat sore kemarin, Singapura mengonfirmasi 67 orang warganya terinfeksi.

Sementara di China, angka terinfeksi sudah mencapai lebih dari 66.000 orang dan menewaskan lebih dari 1.500 jiwa.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

My battle scars . Life as a front line during this period ain’t easy, to be honest it sucks. You kiss your love ones good bye before heading to the “war zone”. U wear every level of protection needed to ensure u are contacted with any of this virus and to not bring the virus back to the loved ones at home. You wear face shield/ goggles / N95 some even wear PAPR at work, trust me it ain’t easy to breath wearing any of those (N95 & PAPR) and with all that protection on, u work quick and fast, catching your breath with every step u make because LIVE MATTERS. . . After finishing your shift sweaty with tiredness, aching back, sore calf, painful ankles. you found out that not only your Annual Leaves are frozen, you are not even allowed to leave the country as a front line staff and worst of all is when you have to cancel your wedding reception because both you and your significant other are front liners and you both are needed to fight the “war” because LIVE MATTERS. . . Now after work U shower and wear back your uniform with pride, u take public transportation just to go home and rest because tomorrow is another day of “war” but when u board the train or bus. People raise their voice at u saying u bring germs/ virus with u, that u are infecting other people and that u are INCONSIDERATE but u just be quite and leave the train or bus because u are tired after work to tired to explain ur situation. . . Now u tell us how are we suppose to feel or react? Are we not human like everyone else? Don’t we have love ones too? Don’t we wish to go on a holiday too? . . All got to say is, I am a front line staff and this is my story.

A post shared by Benjamin Ong (@benzeemin) on Feb 8, 2020 at 4:48am PST

 

Seperti yang dilansir dari Asia One, melalui instagram, perawat 29 tahun itu memublikasikan wajahnya setelah melepas masker. Dia menyebut bekas masker di wajahnya dengan "Battle Scars".

Di dalam unggahannya, dia mengutarakan bahwa dia harus menunda pernikahan karena bertugas di "garis depan" sebagai petugas medis. 

Tunangannya yang juga seorang pekerja medis garis depan terkait virus corona, beserta keluarga besar mereka mendukung penundaan pesta pernikahan yang sudah dipesan pada Februari ini. 

Beruntungnya, restoran tempat mereka berencana mengadakan pesta pernikahan berkenan mengembalikan uang yang sudah diterima.

Baca juga: Kisah Perawat Pasien Virus Corona: Tak Boleh Makan atau ke Toilet saat Bekerja

Tak hanya soal pernikahannya yang tertunda, Benjamin Ong juga menyebut bahwa pekerjaannya di garis depan terkait virus corona memasuki "zona perang", di mana setiap tenaga medis diharuskan memakai alat pelindung level tinggi.

Tenaga medis yang bertugas juga kerap merasakan kelelahan, gatal di pundak, sakit di betis dan juga di pergelangan kaki.

Memakai alat pelindung kesehatan juga membuat pernapasan agak sulit dan meninggalkan bekas di wajah sampai berjam-jam.

Namun pekerjaannya membuat Benjamin Ong tetap mampu tenang menikmati karena memberinya adrenalin untuk terus membantu yang membutuhkan.

Unggahannya di media sosial juga membantu para tenaga kerja medis lainnya terhindar dari kemungkinan diskriminasi dari publik yang takut bahwa mereka akan terpapar kuman dan bakteri.

Baca juga: Kabar Dua Perawat RSUP Sardjito Disebut Tertular Virus Corona Hoaks

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber asiaone
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com