Edith, perempuan asal Inggris yang menjadi kekasih Agca selama lima bulan sebelum dia menyerang Paus asal Polandia itu di Lapangan Santo Petrus, Vatikan.
Dia mengaku tidak bisa jujur kepada pacarnya ketika dia berencana menyerang Paus. Menurutnya, itu akan terdengar sangat buruk dan tidak adil.
Agca berjumpa dengan kekasihnya, Edith yang ditemuinya pertama kali di Tunisia pada Desember 1980.
Mereka bertemu di Hotel Intercontinental di Hammonasset. Saat itu Agca memakai identitas palsu dengan paspor yang bernama Farouk.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Paus Yohanes Paulus II Ditembak
Agca mengatakan, dia sengaja tidak memberi kabar kepada Edith untuk mencoba membunuh Paus dengan nama asli Karol Josef Wojtyla.
"Dia berusia tujuh tahun lebih tua dari saya tapi tentu dia tidak pernah tahu bahwa saya akan menembak Paus. Terkadang saya memikirkan nasibnya kini," jelasnya.
Dalam wawancaranya, Agca masih enggan membahas dengan tepat tentang bagaimana dia bertekad membunuh Paus. Tapi fakta-fakta yang terjadi sudah dapat didokumentasikan dengan baik.
Pada Rabu, 13 Mei 1981, ketika Paus Yohanes Paulus II melewati Popemobile melalui para peziarah yang semangat di Lapangan Santo Petrus, Agca menembakkan empat tembakan dengan pistol semi-otomatis cokelat berkaliber 9 milimeter.
Tak lama, Agca panik dan melarikan diri. Dia melemparkan pistolnya ke bawah truk. Dia kemudian ditangkap oleh seorang kepala keamanan Vatikan, seorang biarawati dan beberapa penonton.
Keempat peluru itu mengenai Paus dan melukai dirinya secara kritis. Dua buah peluru bersarang di usus besar, satu mengenai jari telunjuk kiri dan yang lainnya melukai lengan kanannya.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.