Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ditolak di 5 Pelabuhan karena Khawatir Virus Corona, Kapal Pesiar Diterima di Kamboja

Kompas.com - 14/02/2020, 16:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

PHNOM PENH, KOMPAS.com - Sebuah kapal pesiar, yang terdampar beberapa hari di laut, karena pihak pelabuhan mengkhawatirkan para penumpangnya membawa virus corona, akhirnya diizinkan berlabuh di Kamboja.

Perjalanan kapal pesiar MS Westerdam sebelumnya ditolak di lima pelabuhan di Asia.

Kapal pesiar lainnya telah dikarantina di Jepang yang lebih dari 200 orang penumpang dan awaknya terinfeksi virus ini.

Baca juga: Perawat yang Tangani Pasien Virus Corona Jadi Gundul, Ini Alasannya...

Namun kapal pesiar Westerdam, yang membawa lebih dari 2.000 orang awak dan penumpangnya, tidak satu orang pun yang terpapar virus corona.

Hanya saja pada Selasa, kapal pesiar berusaha berlabuh di kota Bangkok, Thailand, tetapi ditolak.

Kapal Angkatan Laut Thailand mengantarnya keluar dari Teluk Thailand, dan kapal itu melaju menuju Kamboja.

Pada Kamis pagi, kapal akhirnya tiba dan berlabuh di kota pelabuhan Sihanoukville, Kamboja.

"Pagi ini, saya melihat daratan, ini momen menakjubkan," kata salah-seorang penumpang, Jones Jones, warga AS, kepada kantor berita Reuters. "Saya lantas bertanya-tanya: apakah ini nyata?"

Baca juga: Harga Masker Melonjak, YLKI Menduga Ada Penimbunan dari Distributor

Kapal pesiar Westerdam, yang dijalankan oleh perusahaan Holland America Line yang berbasis di AS, berangkat dari Hong Kong pada 1 Februari dengan 1.455 penumpang dan 802 awak di dalamnya.

Pelayaran itu dijadwalkan berjalan selama dua pekan - dan dengan 14 hari perjalanan itu ada kekhawatiran tentang persediaan bahan bakar dan pasokan makanan.

Seperti halnya Thailand, kapal itu juga ditolak berlabuh oleh otoritas pelabuhan Taiwan, Guam, dan Jepang.

"Kami mengalami begitu banyak peristiwa - kami pikir kami akan pulang hanya untuk ditolak," kata Jones, salah seorang penumpang.

Kapten kapal Westerdam, Vincent Smit mengatakan kapalnya akan berlabuh di luar pelabuhan Sihanoukville untuk memungkinkan pihak berwenang melakukan pemeriksaan kesehatan para awak dan penumpang di atas kapal.

Baca juga: Lonjakan Harga Masker di Indonesia Jadi Sorotan Media Internasional

Para penumpang nantinya dapat meninggalkan kapal dan kembali ke negara asalnya dari ibu kota Kamboja, Phnom Penh.

Kedutaan AS di Kamboja mengatakan pihaknya telah mengirim tim untuk membantu warganya merencanakan perjalanan berikutnya.

Keputusan Kamboja untuk menerima kapal pesiar MS Westerdam dipuji oleh pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Sikap pemerintah Kamboja merupakan "contoh solidaritas internasional yang selalu kami suarakan", kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Ghebreyesus.

Semua penumpang di kapal Westerdam sudah diperiksa secara rutin dan sejauh ini tidak ada yang terpapar virus tersebut.

Baca juga: Buruh Migran Asal Pekalongan di Hongkong Sulit Dapat Masker, PMI Kirim Stok

Kapal pesiar yang berlabuh di Jepang, yang telah dikarantina di pelabuhan Yokohama, saat ini mencatat lebih dari 200 kasus yang sudah dikonfirmasi terpapar virus corona.

Kasus ini menjadikan kapal pesiar Diamond Princess merupakan cluster virus corona terbesar di luar China.

Tidak semua penumpang telah diperiksa, dan jumlah kasus dapat terus meningkat. Sebanyak 44 kasus lainnya ditambahkan pada proses penghitungan pada hari Kamis.

Kapal pesiar lainnya telah dikarantina selama beberapa hari di Hong Kong, karena seorang tamu telah didiagnosis terinfeksi virus corona.

Baca juga: Enam Orang Tenaga Medis China Meninggal Akibat Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com