Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Israel Dikabarkan Bertemu Putra Mahkota MBS, Ini Jawaban Arab Saudi

Kompas.com - 14/02/2020, 15:51 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

RIYADH, KOMPAS.com - Pemerintah Arab Saudi membantah rumor bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS).

Pekan lalu, media Israel Hayom mengabarkan, terdapat diskusi antara AS, Arab Saudi, Mesir, dan Tel Aviv untuk menggelar pertemuan di Kairo.

Nantinya, agenda tersebut juga akan diikuti oleh perwakilan dari Uni Emirat Arab, Sudan, Oman, serta Bahrain.

Baca juga: Arab Saudi Larang Warga Israel untuk Berkunjung

Berdasarkan sumber diplomat Arab, Putra Mahkota MBS bisa membantu PM Israel untuk menangkal suara oposisi, ataupun tuduhan korupsi yang tengah disangkutkan kepadanya.

Merespons kabar tersebut, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan menyatakan, MBS tidak mempunyai rencana bertemu Netanyahu.

"Kebijakan Arab Saudi telah sangat jelas sejak bermulanya konflik ini. Tidak ada hubungan antara Pemerintah Arab Saudi dengan Israel dan Kerajaan Saudi berpihak kepada Palestina," ujarnya dilansir AFP, Kamis (13/2/2020).

Seperti kebanyakan negara Arab, Saudi tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan Pemerintah Israel.

Meski begitu, Riyadh berbagi musuh yang sama, yakni Iran, di mana kedua negara mulai menunjukkan hubungan yang hangat.

Pada akhir Januari lalu, Pangeran Faisal memberi tahu CNN bahwa warga Israel masih belum diizinkan untuk berkunjung ke negeri petrodollar tersebut.

Pernyataan itu disampaikan setelah Tel Aviv memberikan lampu bagi warganya yang Muslim ataupun Yahudi untuk datang ke Saudi, baik untuk umrah maupun bisnis.

Lebih lanjut, Pangeran Faisal juga mengomentari rencana pertemuan antara Netanyahu dengan Ketua Dewan Kedaulatan Sudan, Abdel Fattah al-Burhan.

Baca juga: Putra Mahkota Arab Bakal ke Indonesia, Janji Investasi Besar-besaran

Pertemuan antara Sudan dan Israel, dilansir dari The East African, membahas tentang hubungan bilateral antarnegara.

Kedua pemimpin negara sepakat untuk melakukan normalisasi hubungan yang sebelumnya belum pernah dijalin selama kurun lima dekade terakhir.

"Sudan adalah negara merdeka. Mereka bebas mengatur nilai kepentingan kedaulatan negara mereka sendiri," jelas Faisal.

Rencana pertemuan itu mendapat reaksi politik berupa penolakan di Khartoum. Seperti yang diutarakan pimpinan pasukan perdamaian, Satie al-Hajj.

Dia mengatakan bahwa Sudan tidak akan pernah melakukan normalisasi hubungan dengan Israel demi alasan kepentingan kemanusiaan.

Sudan merupakan satu dari sekian negara di Liga Arab yang melawan Israel. Mereka memprotes Israel yang menduduki wilayah Palestina.

Baca juga: Janji PM Israel Netanyahu Caplok Tepi Barat Bikin Turki Geram

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com