Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita WNI di Singapura yang Tinggal Dekat Lokasi Karantina Virus Corona

Kompas.com - 12/02/2020, 21:33 WIB
Ericssen,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SINGAPURA, KOMPAS.com – Menurut data terakhir pada Rabu sore waktu setempat (12/2/2020), Singapura menduduki urutan kedua jumlah penderita virus corona terbanyak di luar China, yakni 50 orang.

Status sebagai negara kota yang hanya berluaskan 725.1 kilometer persegi membuat virus dari Wuhan ini rawan sekali menginfeksi warga negeri "Singa".

Pemerintah Singapura sendiri telah mengambil langkah-langkah cepat untuk mencegah terjadinya penyebaran komunal.

Baca juga: 3.835 Km dari China, Mengapa Kasus Virus Corona Singapura Hampir Sama dengan Hong Kong?

Salah satunya menaikkan status virus corona dari kuning ke oranye. Kemudian melakukan karantina terhadap orang-orang yang diduga terkena virus bernama resmi Covid-19 itu.

Salah satu tempat yang dijadikan lokasi karantina virus yang berasal dari Pasar Seafood Huanan tersebut adalah asrama universitas.

Kompas.com berkesempatan mewawancarai 2 Warga Negara Indonesia (WNI) yang tinggal berdekatan dengan lokasi karantina.

Pastinya hati-hati

“Pastinya lebih waswas. Lokasi tempat tinggal saya tidak begitu jauh dari asrama Prince George’s Park Residence yang dijadikan lokasi karantina untuk individu beresiko tinggi terinfeksi.” Grace Suryani Halim mengawali ceritanya.

Ibu rumah tangga yang tinggal di salah satu asrama National University of Singapore (NUS) itu mengatakan, sejak awal dia, suami, serta anak-anak sudah siap secara fisik dan mental jika harus berbagi tempat tinggal dengan warga karantina.

“Tidak ada asrama yang protes termasuk asrama saya. Kita tahu ini situasi genting, jadi harus tunduk pada peraturan dan yang berlaku," jelasnya.

Baca juga: Pemerintah Belum Berniat Tutup Penerbangan dari dan ke Singapura

NUS diketahui memiliki 14 asrama untuk mahasiswa yang menempuh pendidikannya di universitas ternama dunia itu.

Kehati-hatian juga disampaikan oleh Jeremia Juanputra. Pelajar Singapore University of Technology and Design (SUTD) ini punya cerita berbeda mengenai asramanya.

Dia merupakan salah satu dari mahasiswa yang diminta meninggalkan kamar asrama secara mendadak pada 27 Januari lalu.

Jeremia mengaku tinggal di blok 59, yang diperuntukkan bagi pelajar dari negara lain. Pada 27 Januari, dia menerima surel untuk mengosongkan kamar dan pindah ke blok 55 dalam waktu 24 jam.

"Saya beruntung masih diberi kamar. Teman-teman warga Singapura diminta pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.” ulasnya.

Baca juga: Ditolak 5 Negara karena Virus Corona, Kapal Pesiar Amerika Akan Berlabuh di Kamboja

Jeremia tidak menampik terdapat isu yang menyatakan, banyak mahasiswa mengeluh karena mereka harus dipindahkan secara mendadak.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com