Kehati-hatian juga disampaikan oleh Jeremia Juanputra. Pelajar Singapore University of Technology and Design (SUTD) ini punya cerita berbeda mengenai asramanya.
Dia merupakan salah satu dari mahasiswa yang diminta meninggalkan kamar asrama secara mendadak pada 27 Januari lalu.
Jeremia mengaku tinggal di blok 59, yang diperuntukkan bagi pelajar dari negara lain. Pada 27 Januari, dia menerima surel untuk mengosongkan kamar dan pindah ke blok 55 dalam waktu 24 jam.
"Saya beruntung masih diberi kamar. Teman-teman warga Singapura diminta pulang ke rumah masing-masing untuk sementara waktu.” ulasnya.
Baca juga: Ditolak 5 Negara karena Virus Corona, Kapal Pesiar Amerika Akan Berlabuh di Kamboja
Jeremia tidak menampik terdapat isu yang menyatakan, banyak mahasiswa mengeluh karena mereka harus dipindahkan secara mendadak.
Menurutnya, mereka yang mengeluh dan harus meninggalkan asrama kebanyakan tinggal lumayan jauh dari sekolah. Meski begitu, dia menuturkan keluhannya mulai berkurang.
Pelajar yang menempuh studi Engineering System and Design ini awalnya sempat panik karena lokasi antara blok 55 dan 59 hanya 100 meter.
“Panik pasti. Saya waktu itu sampai menyimpan masker dan sanitizer dari Indonesia. Saya juga enggan ke mana-mana. Sekarang sudah lebih tenang dan menjalankan perkuliahan kembali seperti biasa," tandasnya.
Baca juga: Dampak Virus Corona, Indonesia Berpotensi Kehilangan Devisa Rp 40,7 Triliun
Baik Grace dan Jeremia mengaku tetap beraktivitas seperti biasa. Namun, mereka memilih untuk membatasi aktivitas di luar rumah.
Jeremia misalnya. Dia menuturkan lebih banyak di kamar. Jika pun harus keluar, itu hanya untuk kuliah serta makan. Itu pun jika makan dia memilih tempat yang dekat seperti kantin.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan