Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Rose Kalemba, Diperkosa di Usia 14 Tahun, Berjuang Menghapus Video Pemerkosaannya di Situs Porno

Kompas.com - 11/02/2020, 23:03 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

COLUMBUS, KOMPAS.com - "Saya adalah sopir yang handal. Saya bahagia menikah dengan Robert. Saya juga ibu yang hebat," ujar Rose Kalemba kepada jurnalis BBC, Megha Mohan.

Dia adalah korban pemerkosaan yang diperkosa di usia 14 tahun, dan sempat berjuang untuk menghapus video yang diunggah pelaku ke situs porno.

Mengisahkan kembali momen kelam yang menimpanya pada 2009 silam, dia memulai ceritanya dengan menyatakan besar di salah satu kota kecil di Ohio.

Baca juga: Gadis ABG di Cimahi Diperkosa dan Wajahnya Dilukai Batang Bambu

Pada malam di musim panas 2009, Rose kecil yang berumur 14 tahun sedang berjalan-jalan untuk menikmati malam sebelum pergi tidur.

Namun dari balik kegelapan, muncul seorang pria memegangi pisau yang kemudian memaksa Rose Kalemba untuk masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil terdapat dua laki-laki lain, dengan salah satunya yang duduk kursi penumpang berusia 19 tahun dan sempat dilihatnya.

Mereka kemudian membawa Rose ke kota lain di mana dia diperkosa selama 12 jam, di mana ada pria ketiga yang merekam aksi kejahatan mereka.

Rose mengisahkan bagaimana dia tidak bisa bernapas karena syok. Dia dipukul dan kaki sebelah kirinya ditikam. Dia sempat kehilangan kesadaran.

Pada suatu kesempatan, salah satu pelaku mengeluarkan laptop dan menunjukkannya sejumlah video penyerangan terhadap perempuan lain.

Dia menuturkan bahwa penyerangnya adalah pria kulit putih, dengan sebagian korban yang dilecehkan berasal dari warna kulit berbeda.

Baca juga: Gadis 27 Tahun di India Diperkosa dan Dibunuh, Ribuan Orang Berunjuk Rasa

Setelah itu, para tersangka mengancam untuk membunuhnya. Setelah berhasil menguasai diri, Rose berbicara dan meminta jika mereka melepaskannya, dia tak akan membocorkan identitas mereka.

Nampaknya perkataan itu meyakinkan pelaku. Mereka membawanya kembali ke mobil, dan membuatnya di sebuah tempat berjarak 1,5 jam berjalan kaki.

Ayahnya, Ron Kalemba dan beberapa anggota lain hendak menikmati makan siang ketika mereka melihatnya pulang dalam keadaan berdarah.

Dia segera memberitahukan apa yang menimpanya. Ron pun langsung menelepon polisi, dan berusaha untuk menenangkan putrinya.

Namun, kerabat yang lain menanyakannya mengapa dia keluar di larut malam. Mereka segera membawanya ke rumah sakit di mana dia disambut seorang dokter dan polisi.

"Mereka berdua memperlakukan saya dengan cara yang biasa saja. Tidak ada kebaikan maupun kehangatan yang tampak," ujar Rose yang kini berusia 25 tahun itu.

Baca juga: Dokter Hewan di India Diperkosa dan Dibunuh, Muncul Seruan Pelaku Dihukum Mati

Polisi yang datang kemudian menanyakan apakah dia mengalami "malam yang gila" dan melakukannya atas dasar suka sama suka.

Pertanyaan tersebut jelas membuat Rose tertegun "Saya mengalami penyiksaan luar biasa. Ditusuk dan berdarah..." ungkap dia.

Dia kemudian menjawab bahwa dia tidak melakukan hubungan seks suka sama suka, Masih terhuyung-huyung, dia mengaku tidak tahu siapa yang menyerangnya.

Adalah seorang perawat yang berhenti di kamar tempat Rose dirawat, dan menghadapinya. "Aku sangat menyesal ini terjadi padamu," katanya dengan suara yang bergetar.

"Putri saya juga diperkosa," lanjutnya. Rose menatapnya. Dia tentunya tidak lebih tua dari 40 tahun, dan usia putrinya sepertiku, begitu pikir Rose.

Ketika Rose dilepaskan keesokan harinya, dia mencoba untuk bunuh diri karena dia tidak tahan menghadapi hari-hari yang bakal dilaluinya. Untungnya, kakaknya mencegahnya.

Meski begitu di antara sekian banyak orang yang tidak percaya, dia masih menemukan kepercayaan diri dan harapan dalam diri ayah, nenek, dan tentunya, si perawat.

Baca juga: Jebak Korban untuk Diperkosa, Pria Ini Pakai Akun Palsu dan Foto Profil Perempuan di Facebook

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com