Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lima Orang Tewas dalam Serangan Bom Bunuh Diri di Kabul

Kompas.com - 11/02/2020, 14:54 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com - Serangan bom bunuh diri menghantam ibu kota Afghanistan, Kabul, Selasa pagi (11/2/2020) dan menewaskan setidaknya lima orang.

Ini merupakan serangan pertama di kota tersebut selama berbulan-bulan.

AFP melaporkan, Tidak ada satu pun kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini, yang terjadi setelah tiga bulan ketenangan di Kabul.

"Pagi ini sekitar pukul 07.00, pelaku bom bunuh diri meledakkan bomnya. Membunuh lima orang termasuk dua orang sipil dan tiga orang anggota militer. Dua belas orang luka-luka, semuanya warga sipil." ungkap juru bicara dalam negeri, Nasrat Rahimi.

Kementrian pertahanan mengonfirmasi angka kematian tersebut namun korban luka dikabarkannya lebih sedikit, yaitu sekitar enam orang saja.

Saksi mata di dekat peristiwa yang terjadi di Kabul Barat itu mengatakan, ledakan terjadi di dekat Marshal Fahim, sebuah akademi militer.

"Ledakan yang menghantam rumah kami sangat besar. Kami juga mendengar tembakan senjata setelah itu. Ambulans berdatangan ke lokasi kejadian dengan sangat cepat," ujar seorang warga bernama Samiullah.

Kepolisian Kabul mengonfirmasi lokasi kejadian dalam siaran lokal.

Dalam beberapa pekan terakhir, Taliban menahan diri dari menyerang pusat kota sebagai bagian dari upaya menjaga negosiasi dengan AS, meskipun kekerasan masih marak berlangsung di berbagai provinsi.

Serangan besar terakhir yang terjadi di Kabul terjadi pada November 2019, sekitar 12 orang tewas setelah sebuah minivan bermuatan bahan peledak menghantam sebuah kendaraan orang asing pada pagi hari di jam sibuk.

Empat orang berkewarganegaraan asing dilaporkan menjadi korban luka-luka dengan serangan ini. 

Akademi militer pernah mengalami serangan-serangan serupa pada beberapa waktu lalu, termasuk serangan yang dilakukan ISIS pada Mei tahun lalu. 

Ledakan yang terjadi pada selasa bersamaan dengan pertengkaran antara Washington dan Taliban terkait kesepakatan pasukan AS untuk meninggalkan Afghanistan dengan jaminan keamanan.

Kesepakatan tersebut baru saja mencapai sedikit kemajuan dalam beberapa pekan, sehingga menimbulkan dorongan bagi Taliban untuk menyalahkan Gedung Putih dan semua yang dikatakan oleh AS adalah tumpukan daftar permintaan agar membuka jalan kesepakatan.

AS dan Taliban telah melakukan negosiasi selama setahun dan nyaris mengumumkannya pada September 2019 ketika Presiden Donald Trump menyebut perundingan itu "mati", merujuk aksi kekerasan Taliban.

Negosiasi mereka dimulai kembali pada Desember di Qatar. Namun kembali tertunda karena serangan di dekat markas militer Bagram di Afghanistan.

Negosiasi AS masih fluktuatif sementara kekerasan di negara tersebut selalu meningkat dengan angka bentrokan yang melonjak di akhir 2019.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com