Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Film Parasite: Saat yang Kaya Tak Selamanya Sempurna

Kompas.com - 11/02/2020, 12:59 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

SEOUL, KOMPAS.com - Maju sebagai pemenang Oscars 2020, Film Parasite merupakan film Asia pertama dengan bahasa non-english yang banyak dipuji sineas.

Dilansir dari The Guardian, Bong Joon Ho mengatakan tentang filmnya, "sebuah komedi tanpa badut, sebuah tragedi tanpa penjahat."

Parasite dianggap sebuah karya yang lebih terasa shakespeare-nya ketimbang Hitchockian. Alur ceritanya yang sangat tidak terduga bahkan mengantarkan naskah dan skenarionya sebagai pemenang terbaik.

Film Parasite secara umum menggambarkan dua keluarga dengan kondisi perbedaan kontras pada aspek sosial-ekonomi, yang diceritakan melalui genre katalog Bong yang mengalir, mulai dari misteri pembunuh, melalui film monster sampai kepada kondisi distopia masa depan yang penuh fantasi dan seterusnya.

Kemiskinan keluarga Kim dalam Film Parasite memang menampilkan kesan kehidupan yang kotor dan penuh limbah namun mereka jelas lebih cerdik dan lebih kompak dibandingkan keluarga Tuan Park yang dijadikan "korban". 

Bong berhasil menyuguhkan kondisi kekayaan keluarga Park yang terkesan ideal (utopis) dibandingkan kondisi kemiskinan yang dialami keluarga Kim namun pada akhirnya menjadi suatu hal yang tidak sempurna (distopia).

Kritik Sosial Kesenjangan di Korea

Grup band pop Korea, BTS pernah membuat sebuah lagu yang berisi kritik kepada kalangan kaya dan berkuasa berjudul Bepsae.

Konon lagu itu diangkat berdasarkan sebuah pribahasa Korea yang artinya, jika seekor burung nuri berjalan layaknya burung gagak, kakinya akan terkoyak.

Burung nuri disimbolkan sebagai generasi muda yang tertatih-tatih berjuang mendapatkan kesuksesan. Namun selalu dianggap gagal oleh generasi pendahulu yang disimbolkan dengan gagak, yang serakah dan terus meneruk mengkritik agar bekerja lebih keras. 

Dikutip dari Arirang News, sejak 2002, Korea Selatan mengalami kemerosotan ekonomi dan kurangnya pekerjaan. Ketika perekonomian anjlok, kesenjangan sosial meluas. Kelas atas tidak mengalami suatu masalah namun masyarakat kelas bawah terkena imbasnya. 

Tercatat pada tahun 2004, keluarga dengan rasio penghasilan rendah menghasilkan kurang dari 50% pendapatan rata-rata. Nilainya bahkan mencapai 14 poin, dua persen setelah krisis keuangan global. 

Bahkan sampai 2020 ini, Al Jazeera melaporkan adanya krisis kepercayaan diri yang dialami anak muda di Korea Selatan.

Sebuah studi menunjukkan bahwa terdapat banyak pemuda Korea Selatan di usia 20 tidak lagi meyakini prinsip kesuksesan dapat diraih dengan kerja keras.

Hadirnya film Parasite tidak hanya mengangkat isu tersebut namun berhasil "mengakali" kondisi kemapanan komunitas ekonomi atas dengan "kecerdikan" dan "kelicikan" orang-orang dari komunitas ekonomi bawah. 

Singkatnya, film Parasite mampu menampik anggapan kekayaan dan otoritas adalah segala-galanya dan sebuah kesempurnaan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com