Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Redam Kepanikan Virus Corona, Sopir di Rusia Ini Lakukan "Prank"

Kompas.com - 10/02/2020, 18:09 WIB
Miranti Kencana Wirawan,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

OMSK, KOMPAS.com - Penumpang taksi di kota Siberia, Omsk, kaget ketika melihat sopir taksi mereka memakai masker gas dan baju pelindung hazmat.

Hazmat atau hazardous material dikenal juga dengan pakaian dekontaminasi mampu melindungi pemakainya dari lingkungan yang terinfeksi atau beracun.

Namun, aksi dilakukan oleh si sopir, Andrey Gonchar, sebagai prank atau aksi mengerjai dengan tujuan meredam kepanikan terkait wabah virus corona.

Baca juga: Virus Corona Berkembang, Akankah Indonesia Tutup Penerbangan dari Negara Selain China?

Menurut Gonchar, dia berharap tindakannya itu bisa menetralkan rasa takut dan mengembalikan suasana hati warga Omsk dari pemberitaan virus tersebut.

Andrey Gonchar meyakini bahwa tertawa tidak hanya akan memanjangkan usia manusia namun juga efektif melawan virus corona, setidaknya efek negatif secara psikis dari pemberitaan yang ada tentang virus tersebut.

Gonchar sendiri sudah mengerti kalau virus corona telah merenggut lebih dari 900 jiwa dan merupakan hal yang serius.

Terlebih lagi, sudah ada dua kasus virus corona yang ada di Rusia. Itu pun dialami oleh warga China yang baru tiba di Negeri "Beruang Merah".

Banyak penumpang merasa dihibur oleh Andrey. "Saya telah membuat orang ceria. Ketika mereka keluar dari mobil, mereka berterima kasih karena saya telah mencerahkan hari mereka dan membuat mood mereka menjadi lebih baik di pagi hari."

Baca juga: Pemerintah China Tangkal Rumor Babi Bisa Bicara di Tengah Wabah Virus Corona

Kabar tentang penyebaran virus corona di Rusia masih membuat warganya kalang kabut. Penggunaan masker wajah melonjak menyebabkan kelangkaan.

Harga obat anti-virus pun semakin mahal sehingga membuat pemerintah ikut turun tangan.

Bagaimanapun Andrey sang sopir yang berhasil melakukan prank ini mengatakan, upayanya akan bisa menghalau orang dari terus menerus berpikir negatif akan virus corona dan berbagai informasi terkait virus tersebut.

Virus corona yang pertama kali dilaporkan di Wuhan, Provinsi Hubei, pada Desember 2019 sudah merenggut nyawa total 910 di seluruh dunia.

Virus tersebut juga menjangkiti lebih dari 20 negara, memaksa Badan Kesehatan Dunia untuk mendeklarasikan status darurat.

Baca juga: Soal Prediksi Virus Corona di Indonesia dari Harvard, Ini Kata Eijkman

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com