KOMPAS.com - Pemerintah China mencatatkan 97 korban meninggal akibat virus corona, yang menjadi angka kematian tertinggi dalam sehari pada Minggu (9/2/2020).
Total, jumlah korban meninggal dari virus yang pertama kali dilaporkan di Wuhan pada Desember 2019 tersebut mencapai 908 orang di Negeri "Panda".
Selain itu, angka penularan di China yang telah terkonfirmasi berada di level 40.553 orang, dilaporkan BBC Senin (10/2/2020).
Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Bertambah, Rupiah Makin Tertekan
Adapun berdasarkan data yang dipaparkan Beijing, sebanyak 3.281 pasien dinyatakan sembuh dan diperbolehkan keluar dari rumah sakit.
Otoritas lokal memperketat pencegahan pada Senin. Sebab, ini adalah momen orang kembali beraktivitas setelah Libur Tahun Baru Imlek yang diperpanjang menyusul adanya wabah.
Sejumlah langkah pencegahan pun diambil. Seperti dengan selektif membuka kantor atau mempertimbangkan karyawan kerja di rumah.
Adapun pada akhir pekan lalu, korban meninggal mencapai 800 orang. Melampaui angka kematian global wabah SARS pada 2002-2003 yang mencapai 774 orang.
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menuturkan, angka penularan virus corona dianggap "stabil". Namun, terlalu dini jika penyebarannya sudah bisa diatasi.
Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus menyatakan, dia menyoroti kasus penularan dari orang yang belum pernah ke China.
"Terdapat kekhawatiran mengenai 2019-nCov menular dari orang yang belum pernah bepergian ke China," ujar Tedros di Twitter.
Baca juga: Bos WHO: Kasus Virus Corona di Luar China Bisa Jadi Fenomena Gunung Es
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan