Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Tentara Thailand Bunuh 26 Orang: Dipicu Jual Beli Rumah hingga Datangkan Ibu untuk Negosiasi

Kompas.com - 09/02/2020, 18:30 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

NAKHON RATCHASIMA, KOMPAS.com - Sebuah insiden tragis terjadi di Nakhon Ratchasima (Korat) di mana seorang tentara Thailand membunuh 26 orang.

Sersan Mayor Jakraphanth Thomma menyerang Distrik Muang, menembaki kuil dan pusat perbelanjaan yang penuh sesak oleh pengunjung.

Tentara Thailand berusia 32 tahun itu masuk ke mall Terminal 21, di mana dia ditembak mati setelah baku tembak selama 17 jam pada Minggu (9/2/2020).

Baca juga: Tentara Thailand yang Bunuh 20 Orang Ditembak Mati

Dilansir dari berbagai sumber, berikut merupakan fakta-fakta yang terhimpun dalam penembakan Korat yang menewaskan 26 orang itu:

1. Membunuh penjaga gudang senjata

Jakraphanth Thomma disebut menyerang penjaga gudang senjata di Kamp Surathampithak, tempatnya bertugas, sebelum mempersenjatai diri.

Pernyataan itu disampaikan Komandan Region Kedua Angkatan Darat, Letnan Jenderal Thanya Kiatsarn, dan diperkuat keterangan Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha.

"Dia menyerang dan membunuh mereka, kemudian mencuri jip resmi, senapan serbu HK33 dan amunisi untuk mempersenjatai diri," katanya.

Saat mengunjungi korban luka di rumah sakit Korat, Prayut menekankan tidak mungkin Jakraphanth bisa secara leluasa masuk ke dalam gudang senjata.

Tayangan CCTV kemudian memperlihatkan ketika dia masuk ke dalam pusat perbelanjaan, di mana dia berpakaian hitam dan menentang senjata.

Baca juga: Tentara Thailand yang Bunuh 20 Orang Disebut Punya Kemampuan Menembak Bagus

2. Dipicu masalah jual beli rumah

Perdana Menteri Prayut Chan-O-Cha mengatakan saat berkunjung ke Nakhon Ratchasima, si tentara Thailand membunuh 26 orang karena dipicu jual beli rumah.

"Ini karena masalah personal. Jual beli rumah," ucap Prayut yang juga merupakan mantan panglima angkatan bersenjata Negeri "Gajah Putih" itu.

Prayut menjelaskan, Jakraphanth Thailand bertikai dengan kerabat komandan barak, di mana si komandan juga termasuk dalam korban tewas.

Pernyataan tersebut, meski belum bisa dibuktikan kebenarannya, ada kaitannya dengan unggahan yang dibuat Jakraphanth di Facebook.

Pada Jumat (7/2/2020), Jakraphanth sempat mengunggah sebuah status dalam bahasa Thailand di mana dia mengecam keberadaan orang tamak.

"Kaya dari hasil menipu. Mengambil keuntungan dari orang lain. Apakah mereka yakin bisa menghabiskan uangnya di neraka?" tanya dia.

Bangkok Post dikutip Washington Post memberitakan, nama komandan yang dibunuh Jakraphanth adalah Kolonel Anantharot Krasae.

Baca juga: Tentara Thailand Ini Bunuh 26 Orang di Korat karena Masalah Jual Beli Rumah

3. Aparat datangkan ibu si tentara agar bersedia menyerah

Pihak keamanan berusaha melakukan berbagai cara untuk menangkal penembakan massal itu, termasuk dengan mendatangkan ibu Jakraphanth supaya bersedia menyerah.

Diberitakan The Washington Post, ibu Jakraphanth yang tidak disebutkan identitasnya itu didatangkan dari Provinsi Chaiyaphum.

Terdapat video di media sosial, yang tak bisa dibuktikan kebenarannya, bahwa si ibu langsung histeris begitu mendengar anaknya menjadi pelaku penembakan massal.

Didatangkan dari daerah sejauh sekitar 70 kilometer, aparat meminta kepada ibu Jakraphanth supaya bersedia membujuk anaknya agar menyerah.

Baca juga: Kronologi Penembakan Korat yang Dilakukan Seorang Tentara Thailand

4. Sempat "update" di Facebook

Sang tentara Thailand diketahui sempat aktif di media sosial, baik sebelum serangan maupun ketika dia mulai menembaki Distrik Muang.

"Kematian tidak akan bisa dihindari oleh semua orang." Demikian status yang diunggah oleh Jakraphanth sembari membawa senapan dan membunuh 26 orang.

Selain itu, dia juga sempat menuliskan status bagaimana jarinya sudah lelah menarik pelatuk. "Haruskah saya menyerah?" tanyanya.

Dalam pernyataan resmi Facebook, mereka langsung menghapus akun Jakraphanth begitu insiden tersebut terjadi, termausk menangkal gambar-gambar sadis korban tewas.

"Tidak ada tempat di Facebook bagi orang yang melakukan kekejaman, dan kami tak akan membiarkan orang memuji aksinya," ujar perwakilan media sosial tersebut.

Baca juga: Tentara Thailand Ini Sempat Update di Facebook saat Bunuh 17 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com