Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Tentara AS Tewas Disergap oleh Sosok Berpakaian Prajurit Afghanistan

Kompas.com - 09/02/2020, 15:54 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Sebanyak dua orang tentara AS dilaporkan tewas setelah disergap oleh sosok berpakaian prajurit Afghanistan, dengan enam lainnya terluka.

Laporan itu menjadi tantangan bagi upaya yang dilakukan oleh Presiden Donald Trump dalam mengakhiri perang yang sudah berusia 18 tahun itu.

Dalam laporan yang beredar, selain dua tentara AS tewas, sembilan personel militer Afghanistan dalam serangan di Distrik Sherzad, Nangarhar.

Baca juga: Seorang Warga AS Diculik oleh Taliban di Afghanistan

Pasukan Khusus Ketujuh Batalion Ketiga dilaporkan tengah berbicara dengan tokoh setempat ketika mereka disergap pada Sabtu (8/2/2020).

Dilansir Daily Mirror, serangan itu dianggap sebagai insiden "hijau ke biru", yang berarti pasukan Afghanistan menyerang serdadu AS.

"Laporan terkini menyebutkan sosok berpakaian prajurit Afghanistan menembaki operasi gabungan dengan senapan mesin," ujar juru bicara koalisi, Sonny Leggett.

Sementara Gubernur Nangarhar, Shah Mahmood Meyakhil, dalam rekaman suara menyatakan bahwa tiga orang komando Kabul mengalami luka.

Diberitakan AFP Minggu (9/2/2020), dia belum bisa menyebut apakah serangan tersebut murni kecelakaan ataukah terdapat "penyusup".

"Yang jelas ini bukanlah konflik di antara dua pasukan. Kami tengah menyelidikinya," jelas Meyakhil. Pernyataan senada juga diutarakan Leggett.

Juru bicara Taliban, kelompok yang dianggap pemberontak oleh Washington, melalui juru bicara Zabihullah Mujahid menolak berkomentar.

Baca juga: 6 Orang Tewas Diserang di Afghanistan, Salah Satunya Dokter asal Jepang

Dalam keterangan tertulis yang dikirimkan kepada AFP, Taliban hanya menyatakan mereka bakal "menyelidiki" insiden yang terjadi.

Total, sekitar 2,400 tentara AS tewas di Afghanistan sejak Washington menggelar invasi yang diselenggarakan pada Oktober 2001 silam.

Penyerangan tersebut terjadi ketika Utusan Khusus AS Zalmay Khalilzad selama 18 bulan mengupayakan perjanjian damai dengan Taliban.

Nantinya, perjanjian itu bisa membuat Pentagon memulangkan pasukan yang tersisa. Sebagai gantinya, Taliban tak akan menjadikan Afghanistan sebagai sarang teroris.

Banyak yang ragu dengan perjanjian itu, di mana Trump sendiri pada September 2019 sempat menyebut negosiasi "sudah mati" menyusul serangkaian serangan terhadap militernya.

Baca juga: AS Disebut Bakal Umumkan Penarikan 4.000 Tentara dari Afghanistan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com