Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perawat Pasien Virus Corona: Tak Boleh Makan atau ke Toilet saat Bekerja

Kompas.com - 08/02/2020, 22:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Lebih dari 600 orang telah meninggal dunia akibat terjangkit virus baru corona yang mulai mewabah sejak akhir tahun lalu.

Meski demikian, informasi mengenai apa yang terjadi di lapangan di China, sumber wabah ini, sangat terbatas.

Awalnya, media di negara tersebut dapat memberitakan kabar mengenai epidemi ini secara rinci.

Baca juga: Virus Corona Merebak, Rumah Sakit China Berikan Layanan Medis Online

Namun belakangan ini, penyedia layanan internet bahkan menghapus beberapa artikel yang mengkritik upaya pemerintah untuk membatasi penyebaran virus.

Pejabat juga bahkan membatasi penyebaran peringatan-peringatan yang dibagikan seorang dokter saat virus corona mulai menyebar.

Dalam kesempatan yang langka, BBC berbicara dengan seorang pekerja medis di Hubei, provinsi yang menjadi episenter wabah ini.

Untuk melindungi identitasnya, ia hanya ingin diidentifikasi dengan nama keluarganya, Yao.

Yao bekerja di sebuah rumah sakit di kota kedua terbesar di Hubei, Xiangyang.

Ia bekerja di "klinik demam", di mana ia bertugas menganalisis sampel darah dari orang-orang yang diduga terpapar virus corona.

Sebelum wabah ini tersebar, Yao tengah merencanakan untuk pelesir ke Guangzhou untuk merayakan imlek bersama keluarganya.

Baca juga: Mengenal Trenggiling, Hewan Langka yang Dituduh Penyebar Virus Corona

Anak dan ibunya sudah berangkat terlebih dahulu. Tapi ketika wabah menyebar, Yao memutuskan untuk bekerja sukarela di Xiangyang.

"Memang benar kita hanya hidup sekali, tapi ada suara di dalam diriku yang berkata 'kamu harus pergi'," katanya pada BBC.

Awalnya, ia harus berjuang untuk meredam keraguannya akan keputusan tersebut.

"Aku mengatakan pada diriku sendiri: bersiaplah dan lindungilah dirimu baik-baik," kata Yao. "Bahkan ketika tidak ada pakaian pelindung, aku selalu bisa memakai jas hujan. Jika tidak ada masker, aku bisa meminta teman-temanku di penjuru China untuk mengirimnya untukku. Selalu ada cara."

Yao mengatakan bahwa ketersediaan perlengkapan pelindung di rumah sakit tersebut lebih bagus dari yang ia bayangkan. Pemerintah telah mengirimkan perlengkapan sementara perusahaan swasta memberi donasi.

Baca juga: PBSI Antisipasi Virus Corona pada Atlet Indonesia yang Berlaga di BATC 2020

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com