Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lolos dari Pemakzulan, Trump Pecat 2 Pejabat AS yang Bersaksi Melawannya

Kompas.com - 08/02/2020, 15:47 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden AS Donald Trump memecat dua pejabat yang bersaksi dalam sidang pemakzulan dirinya, setelah Senat meloloskannya.

Pada Rabu (5/2/2020), Senat memutuskan membebaskan sang presiden dengan tak memberikan dua per tiga dukungan atas pasal pemakzulan yang diajukan DPR AS.

Trump dimakzulkan atas pasal penyalahgunaan kekuasaan dan menghalangi upaya Konges, buntut percakapannya dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky.

Baca juga: Sah! Senat AS Loloskan Trump dari Pemakzulan

Dilansir AFP Jumat (7/2/2020), dia memecat dua pejabat AS yang sudah bersaksi di sidang pemakzulan dirinya di DPR AS.

Yang pertama adalah Letnan Kolonel Alexander Vindman, Direktur Bidang Eropa di Dewan Keamanan Nasional, bagian dari komunitas intelijen AS.

Kemudian yang kedua adalah Duta Besar untuk Uni Eropa, Gordon Sondland, yang mendonasikan 1 juta dollar AS (Rp 13,6 miliar) saat Trump dilantik.

"Saya mendapat pemberitahuan bahwa presiden berniat untuk menarik saya secepat dan seefektif mungkin," ujar Sondland dalam keterangan tertulis.

Beberapa jam sebelumnya, Vindman bernasib lebih tragis, di mana veteran yang terluka di Irak itu dikawal keluar dari Gedung Putih.

Dalam pernyataan pengacaranya, David Pressman, perwira 44 tahun itu didepak setelah mengabdi bagi negaranya dan presiden.

"Vindman diminta untuk pergi karena dia menyuarakan kebenaran," kata Pressman seperti diberitakan kantor berita AFP.

Sebelumnya, saudara Vindman, Yevgeny yang juga berpangkat Letnan Kolonel serta bertindak sebagai jaksa di Dewan Keamanan Nasional, juga dipecat bersamaan.

Baca juga: Trump Lolos dari Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika

"Balas dendam"

Sejak awal, Trump sudah menyebut pemakzulan dirinya hoaks. Menyebut tidak ada yang salah ketika dia meminta bantuan Ukraina menyelidiki calon rival politiknya, Joe Biden.

Kepada awak media, presiden 73 tahun itu meminta Partai Republik untuk menguasai DPR AS, dan "menghapus" pemakzulannya.

Saat ditanya apakah dia sejak awal menginginkan Vindman pergi, dia menjawab dengan sinis. "Saya tak bahagia dengannya."

"Kalian pikir apakah saya seharusnya puas dengan kinerjanya?" sindir Trump. Pressman menyebut publik tentu bertanya mengapa kliennya didepak.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com