Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Keturunan WNI Tanpa Kewarganegaraan di Malaysia (2): Dipukul Bapak, Akta Anak Tanpa Namanya

Kompas.com - 06/02/2020, 20:55 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Iwan Nursyah tumbuh dewasa di tengah perkebunan kelapa sawit di Negara Bagian Sabah, Malaysia. Ia melarikan diri dari orang tuanya di Bulukumba, Sulawesi Selatan, ketika baru berusia 12 tahun tanpa selembar dokumen yang menunjukkan siapa jati dirinya.

Murah senyum, riang dan ramah, Iwan tak menunjukkan tanda-tanda kesulitan hidup yang ia alami.

Dengan lancar dan diselingi gelak tawa, ia menguraikan perjalanan hidupnya.

Baca juga: Kisah Keturunan WNI Tanpa Kewarganegaraan di Malaysia: Tak Boleh Sekolah, Takut Ditangkap Polisi

"Semasa saya kecil, saya ikut bapak. Saya kena bully (perundungan). Jadi saya larilah, Saya ikut kawan masuk Sabah tahun 2012. Sebab saya lari, saya tak tahan kena bully terus, kena pukul. Jadi terpaksa saya larilah," ungkapnya.

Sejak itu ia bekerja mengurus kebun kelapa sawit di Sabah.

Praktis ia besar di pedalaman tanpa selembar dokumen yang menunjukkan siapa sebenarnya dirinya dan itu pula yang menyulitkannya membuktikan diri bahwa ia adalah warga negara Indonesia.

Tak banyak pula yang ia ingat tentang asal usulnya, kecuali nama kabupatennya, Bulukumba.

"Ingin sekali pulang ke kampung tengok orang tua, sebab dari kecil sampai sekarang ini tak pernah jumpa dengan keluarga."

Baca juga: India Boikot CPO Malaysia, Ini 2 Kritik Menohok Mahathir soal Kashmir dan UU Kewarganegaraan

Tak ada nama bapak dalam akta kelahiran

Iwan sekarang menikah dengan seorang perempuan Malaysia dan memiliki seorang putri berusia dua tahun.

Dalam akta kelahiran putrinya, nama Iwan selaku bapaknya tidak dicantumkan.

"Saya punya anak tapi tidak ada bapak, ceritanya begitu. Jadi buat laporan ke Balai dia cuma mamak tunggal, ditinggalkan sama laki-laki. Terpaksa, sebab saya tidak ada dokumen," tutur Iwan.

Karena terpaksa itu pula, nama Iwan kemungkinan tidak akan pernah muncul di semua dokumen putrinya nanti.

Yang membuat Iwan gembira, setidaknya, status putrinya jelas, warga negara Malaysia. Berbeda dengan dirinya.

Baca juga: PM Narendra Modi Minta Muslim India Tak Khawatirkan UU Kewarganegaraan

Konsul Jenderal RI Kota Kinabalu, Krishna Djelani, dengan wilayah kerja Negara Bagian Sabah, mengatakan pihaknya belum mendapat laporan kasus Iwan.

"Seandainya ada pengaduan, tentunya kita akan tanyakan asalnya dari mana, dari daerah mana di Indonesia-nya. Kalau sudah itu, kita akan mengontak pemerintah daerah setempat, 'betulkah ada anak, namanya ini yang beberapa tahun lalu meninggalkan keluarga?'

"Tentunya ada pengaduan dari orang tuanya akan mencari, pasti mengadu. Nah, kita akan berkoordinasi, berkomunikasi dengan pemerintah," Khrishna Djelani mengutarakannya dalam wawancara dengan BBC News Indonesia.

Dalam pandangannya, Iwan Nursyah belum tentu telah kehilangan statusnya sebagai warga negara Indonesia (WNI), tetapi mungkin masuk kategori orang tanpa dokumen.

Berikut sejumlah fakta tentang anak-anak tanpa kewarganegaraan di Malaysia.

Baca juga: Demo Menentang UU Kewarganegaraan Kontroversial di India, 14 Orang Tewas

Siapa saja anak yang tidak punya status warga negara Malaysia?

Anak-anak yang masuk kategori penduduk Malaysia tanpa kewarganegaran ini pada umumnya adalah keturunan tenaga kerja dari negara-negara tetangga, sebagian besar tenaga kerja asal Indonesia dan Filipina, dan juga keturunan warga Malaysia yang tinggal di kawasan pedalaman.

Tenaga kerja asing menjadi kunci penggerak banyak sektor, terutama perkebunan, konstruksi dan rumah tangga, atau umum dikenal dengan sebutan 3D sector (dangerous, dirty, difficult: bahaya, kotor, sukar).

Lembaga-lembaga dan organisasi-organisasi HAM menaksir jumlah anak-anak tanpa kewarganegaraan di Malaysia lebih tinggi dibanding data versi Kementerian Dalam Negeri tahun 2019, yakni 43.445 orang anak.

Pasalnya, data tersebut tidak mencakup mereka yang belum terdaftar.

Baca juga: Kerusuhan akibat UU Kewarganegaraan Kontroversial, PM India Minta Semua Menahan Diri

Data yang ada menunjukkan mereka sekarang berumur di bawah 21 tahun dan setidaknya salah seorang dari ayah atau ibunya adalah warga negara Malaysia.

Dari jumlah anak-anak tanpa kewarganegaraan yang terdaftar itu, sekitar 50% berada di Negara Bagian Sabah, berbatasan langsung dengan Provinsi Kalimantan Utara, wilayah Indonesia.

Sabah pada tahun 1970-an juga menjadi tempat pelarian bagi warga Filipina selatan yang berusaha menyelamatkan diri dari konflik bersenjata Front Pembebasan Nasional Moro (MNLF).

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com