Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemakzulan Trump: Dimulai dari Percakapan Telepon, Berakhir dengan Kebebasan

Kompas.com - 06/02/2020, 13:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Drama pemakzulan Presiden Donald Trump akhirnya berakhir dengan keputusan Senat yang membebaskannya dari tuduhan.

Dalam sidang yang digelar Rabu (5/2/2020), dua pasal yang disangkakan kepada presiden 73 tahun itu tumbang setelah mendapat dua per tiga dukungan.

Pasal penyalahgunaan kekuasaan berakhir dengan perbandingan 52-48, dengan Senator Utah Mitt Romney memutuskan membelot dari Republik.

Baca juga: Sah! Senat AS Loloskan Trump dari Pemakzulan

Sementara pasal upaya menghalangi penyelidikan Kongres berakhir dengan seluruh Senator Republik memutuskan untuk menolak.

Dilansir AFP Rabu (5/2/2020), berikut merupakan rangkuman momen pemakzulan Trump, yang berakhir dengan pembebasannya di tangan Senat AS.

1. 25 Juli: Percakapan Trump dan Presiden Ukraina

Beberapa hari setelah Trump, tanpa penjelasan, menahan bantuan militer Ukraina, dia menelepon Presiden Volodymyr Zelensky selama 30 menit.

Dalam percakapan tersebut, dia meminta "bantuan" kepada Zelensky. Yakni dengan menginvestigasi mantan Wakil Presiden Joe Biden.

Biden adalah calon rival Trump di Pilpres AS 2020. Selain itu, dia juga meminta Kiev untuk menyelidiki putranya, Hunter, yang dianggap melakukan korupsi.

Bantuan senilai 391 juta dollar AS, sekitar Rp 5,3 triliun, akhirnya dilepaskan setelah terungkap ke hadapan publik.

Baca juga: Trump Lolos dari Pemakzulan, Ketua DPR AS: Dia Tetap Jadi Ancaman Demokrasi Amerika

2. 12 Agustus: Keluhan yang dilayangkan "Whistleblower"

Kurang dari tiga pekan kemudian, seorang whistleblower (pelapor) anonim dari komunitas intelijen melayangkan keluhan percakapan dua pemimpin itu.

Mengutip "keadaan mendesak", laporan itu dianggap kredibel inspektur jenderal komunitas intelijen, Michael Atkinson, yang memberitahukan ke Kongres tak mengungkap isinya.

3. 24 September: Penyelidikan pemakzulan pun dimulai

Oposisi dari Partai Demokrat yang menguasai DPR AS kemudian mengumumkan investigasi atas Trump dengan tuduhan penyalahgunaan kekuasaan.

Keesokan harinya, Gedung Putih merilis transkrip mentah percakapan telepon itu, di mana dia berkali-kali meminta bantuan Zelensky.

Dia kemudian "meminta" agar investigasi itu bisa dikoordinasikan dengan pengacara pribadinya, Rudy Giuliani, dan Jaksa Agung Bill Barr.

Rilis itu terjadi beberapa jam sebelum Trump dan Zelensky bertemu di New York, di mana Presiden Ukraina itu menyanggah dia mendapat tekanan.

Pada 26 September 2019, keluhan whistleblower itu dirilis, di mana dia menuding Trump menggunakan kekuasaannya dengan meminta negara lain demi kepentingan Pilpres AS 2020.

Sang presiden menolak penyelidikan yang dilakukan DPR AS, seraya menyebutnya "perburuan penyihir".

Baca juga: Senat AS Tolak Saksi Baru, Trump Hampir Pasti Lolos dari Pemakzulan

4. 13-21 November: Sidang dengar pendapat

Setelah mendengarkan keterangan saksi secara tertutup pada Oktober, DPR AS mengumumkan bahwa mereka akan menggelar sidang dengar pendapat.

Mereka yang bersaksi disaksikan publik melalui siaran langsung antara lain Duta Besar AS untuk Ukraina, William Taylor.

Kemudian mantan Dubes AS untuk Kiev Marie Yovanovitch, serta anggota Dewan Keamanan Nasional, Letnan Kolonel Alexander Vindman.

Kesaksian terbesar datang dari Dubes untuk Uni Eropa sekaligus sekutu Trump, Gordon Sondland, di mana dia mengklaim Trump berusaha meminta "balas jasa" dari Kiev.

Namun, Sondland mengaku meski dia menyimpulkan ada kaitan antara pembekuan bantuan Ukraina dengan penyelidikan Biden, dia tak mendapat penjelasan eksplisit.

Baca juga: Presiden AS Donald Trump Dimakzulkan, Bagaimana Prosesnya?

5. 18 Desember: Trump dimakzulkan

Setelah DPR AS mengaku mereka menemukan bukti "menakjubkan" soal pelanggaran itu, Trump resmi mendapat pemakzulan pada 18 Desember 2019.

Dia dimakzulkan atas tuduhan penyalahgunaan kekuasaan dan upaya menghalangi penyelidikan Kongres, menjadi presiden ketiga yang mendapat impeachment.

6. 21 Januari: Sidang pemakzulan di level Senat AS dimulai

Sidang pun dibuka dengan 100 senator, 54 Republikan, 41 Demokrat, dan dua independen, duduk dengan diam mendengarkan argumentasi dari dua kubu.

Manajer yang ditunjuk DPR AS sebagai jaksa penuntut dan tim pembela Gedung Putih sama-sama memaparkan klaim merek soal pemakzulan.

Selama dua pekan sidang, kubu DPR AS menyatakan upaya membebaskan sang presiden adalah bentuk pemakluman terhadap pelanggaran hukum.

Baca juga: Manajer Sidang Pemakzulan: Trump Menipu guna Menangi Pilpres AS 2020

Sememtara kuasa hukum presiden menjelaskan, dengan bersikukuh tidak ada kaitannya antara bantuan Ukraina dengan penyelidikan Biden.

Selain itu, menurut kuasa hukum aksi sang presiden tidak bisa dimakzulkan karena dia akan terpilih sesuai dengan kepentingan rakyat.

7. 5 Februari: Trump dibebaskan

Puncaknya adalah pada Rabu, Hakim Ketua John Roberts mengumumkan Trump dibebaskan dari dua tuduhan, di mana kecuali Romney, semua politisi Republik mendukungnya.

Presiden ke-45 AS tersebut rencananya akan memberikan keterangan pers pada Kamis (6/2/2020), di mana dia akan membeberkan "kemenangannya".

Baca juga: Manajer Pemakzulan: Trump Menyalahgunakan Kekuasaan secara Berbahaya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com