Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wabah Virus Corona, Warga Hong Kong Antre 18 Jam untuk Beli Masker

Kompas.com - 06/02/2020, 10:26 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

HONG KONG, KOMPAS.com - Puluhan ribu warga Hong Kong dilaporkan harus mengantre setidaknya hingga 18 jam untuk mendapatkan masker di tengah wabah virus corona.

Dari video yang dipublikasikan South China Morning Post Rabu (5/2/2020), masyarakat berbaris menunggu semalaman di tengah udara dingin.

Wong Hung yang masuk dalam gelombang pertama antrean mengungkapkan, dia sudah menunggu sejak pukul 22.00 di hari sebelumnya, lebih dari 18 jam.

Baca juga: Korban Meninggal Virus Corona Tembus Angka 560 Orang di China

"Kami sampai harus duduk di tanah," katanya. Luck Well International Holding di Kowloon Bay sempat meminta warga membubarkan diri pada pukul 01.30 di Rabu.

Namun hanya dalam beberapa jam, antrean warga Hong Kong yang sangat membutuhkan masker untuk mencegah virus corona membludak hingga 10.000 orang.

Manajer Proyek Luck Well, Jerry Law menuturkan, pihaknya sudah melihat antrean panjang dari warga sejak Selasa siang waktu setempat (4/2/2020).

Law mengatakan, sebenarnya mereka sudah berencana untuk menjual pukul 11.00. Namun, itu berarti mereka bakal mengantre hingga 20-30 jam.

"Kami merasa sedih bahwa orang-orang harus menunggu selama 20-30 jam untuk membeli dua kotak. Tidak masuk akal dan tidak adil," paparnya.

Karena itu, mereka memutuskan untuk buka dua jam lebih awal, dengan setiap orang membeli maksimal dua kotak, total berisi masker.

Baca juga: Datang dari Indonesia, Remaja asal Kanada Dirawat di Malaysia Setelah Diduga Terinfeksi Virus Corona

Setiap kotak dijual seharga 80 dollar Hong Kong, sekitar Rp 140.700, dengan masker itu diimpor dari Dubai, Uni Emirat Arab.

Law mengaku, karena pihaknya adalah tengkulak, sebenarnya mereka bisa menjualnya seharga 100 dollar Hong Kong, atau Rp 176.000, kepada pengecer.

Toh, kata Law, para pengecer akan tetap membelinya karena mereka bisa menjualnya kembali dengan harga hingga 400 dollar HK, sekitar Rp 703.900.

"Kami tidak akan mengambil untung dari penjualan masker ini. Harganya saja sebenarnya sudah hampir menyentuh ongkos mendatangkannya," papar Law.

Dia melanjutkan, perusahaan tidak bisa mengurus sertifikasi formal terkait standar kesehatan dari masker itu karena mepetnya waktu.

Baca juga: Timor Leste Minta Bantuan Evakuasi Warganya dari Wuhan, Selandia Baru Menjawab

"Pabrikannya menyatakan benda itu adalah masker bedah. Pelanggan terserah mau membelinya atau tidak. Namun, kami sudah melakukan sebisa mungkin," ujarnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com