Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria yang Meninggal akibat Virus Corona di Hong Kong Kondisinya Sempat Stabil

Kompas.com - 05/02/2020, 19:22 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber CNN,AFP

HONG KONG, KOMPAS.com - Pria yang meninggal akibat virus corona di Hong Kong, kasus kematian kedua di luar daratan utama China, kondisinya sempat stabil.

Pernyataan itu diutarakan Kepala Eksekutif Carrie Lam, di tengah serangkaian kebijakan yang diumumkannya untuk menangkal penyebaran patogen itu.

Pada Selasa (4/2/2020), pemerintah Hong Kong mengumumkan warganya yang berusia 39 tahun meninggal setelah terinfeksi virus corona.

Baca juga: Datang dari Indonesia, Remaja asal Kanada Dirawat di Malaysia Setelah Diduga Terinfeksi Virus Corona

Pria yang tidak disebutkan identitasnya itu mengembuskan napas terakhir setelah mendapat perawatan di Rumah Sakit Princess Margaret di Kwai Chung.

Dalam konferensi pers diwartakan CNN Rabu (5/2/2020), Carrie Lam mejelaskan bahwa sebelum meninggal, pria itu sempat menunjukkan kondisi stabil.

Lam mengatakan, saat ini jenazah pria itu berada di tangan bagian koroner, setelah dokter tak mampu menjelaskan penyebab kematiannya.

Pada Selasa, otoritas rumah sakit menyatakan bahwa pria itu mempunyai "penyakit lain". Namun, mereka tidak menjelaskannya lebih rinci.

Lam juga mengumumkan kebijakan karantina selama dua pekan bagi setiap pendatang yang datang dari daratan utama China untuk menangkal 2019-nCov itu.

Dia hanya memberi rincian singkat seperti bagaimana karantina itu akan diterapkan, atau di mana para pendatang itu akan diisolasi.

Dia hanya menyebut aturan yang bakal berlaku Sabtu (8/5/2020) itu bertujuan menanggulangi virus yang sudah menjangkiti lebih dari 20 negara di dunia itu.

Diwartakan AFP, Lam menyatakan bahwa peraturan ini akan berlaku baik kepada warga Hong Kong maupun kepada warga negara asing.

Baca juga: Antisipasi Virus Corona, Kemenkes Siapkan 16 Posko Kesehatan di Natuna

"Kebijakan ini keras. Namun saya yakin setelah menyatakan setiap pendatang bakal dikarantina selama 14 hari, jumlah pendatang akan berkurang," jelasnya.

"Siapa juga yang mau datang untuk dikarantina? Dari pandangan ini, kami tak harus berurusan dengan banyaknya orang yang menginjakkan kaki," katanya.

Wilayah semi-otonomi di selatan Negeri "Panda" itu mencatatkan 21 kasus infeksi positif virus corona. Termasuk yang meninggal pada Selasa.

Selama dua pekan terakhir, pemerintahan Lam mendapat tekanan untuk menutup semua jalur perbatasan Hong Kong dengan daratan utama China.

Pihaknya kemudian menyisakan dua jalur perbatasan yang masih dibuka. Meski sudah menurunkan jumlah kedatangan secara signifikan, kritikan masih terus mengambur.

Dalam penilaian Lam, menutup semua jalur perbatasan dengan daratan utama hanya akan memberikan kerugian kepada ekonomi dan memunculkan diskriminasi.

Baca juga: WNI Kena Virus Corona di Singapura, Ini Penjelasan Kemenkes

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber CNN,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com