Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangkal Virus Corona, Keluarga Ini Dikurung dan Pintunya Ditutup oleh Polisi

Kompas.com - 04/02/2020, 16:49 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - Sebuah keluarga di China dilaporkan dikurung, dengan pintu rumah mereka ditutup menggunakan jeruji besi oleh polisi untuk mencegah virus corona.

Otoritas di Nantong, Provinsi Jiangsu, terekam mengunci keluarga di rumah mereka, dan melarang mereka untuk meninggalkan tempat itu.

Bahkan, polisi juga menempelkan tanda peringatan "menjauh", dan meminta para tetangga keluarga itu untuk tidak mendekati mereka.

Baca juga: Obat Flu dan HIV Mampu Bunuh Virus Corona? Begini Kata Dokter RSUI

Sebabnya seperti diberitakan Daily Mail Senin (3/2/2020), mereka diketahui baru saja bepergian dari Wuhan, kota asal penyebaran virus corona.

Rekaman yang beredar di internet memperlihatkan seorang pria dengan pakaian hitam dan mengenakan masker menaruh jeruji besi di pintu dan jendela.

Dalam video yang diunggah pada Kamis pekan lalu (30/1/2020), seorang perempuan terdengar berteriak ketika aparat berpakaian preman mengunci mereka.

"Jangan keluar," ujar salah satu dari tujuh petugas itu yang berusaha membarikade penghuni apartemen, ketika mereka menempatkan tiang besi.

Setelah itu, tanda peringatan ditempelkan di sebelah pintu. "Keluarga ini baru saja kembali dari Wuhan. Jangan melakukan kontak," bunyinya.

Ini bukan kali pertama ada keluarga yang dikunci di dalam demi pencegahan virus. Terdapat sejumlah insiden lain di berbagai tempat di China.

Satu video yang dilaporkan diambil di ibu kota Beijing bahkan memperlihatkan otoritas memaku papan kayu di sekeliling pintu.

Aktivis Hak Asasi Manusia Negeri "Panda", Fengsuo Zhou, mengatakan dia sudah melihat video dari empat lokasi berbeda, yang menunjukkan ada orang dikunci.

Baca juga: 2 Rumah Sakit Baru untuk Rawat Pasien Virus Corona Dinamai Dewa Petir dan Dewa Api

Zhou mengklaim, blokade itu diperintahkan oleh pemerintah pusat karena mereka dianggap menutupi fakta mengenai wabah patogen dengan kode 2019-nCov itu.

Kepada Metro..co.uk, dia menjelaskan bahwa publik putus asa dan marah. Sebab, Beijing dianggap hanya fokus kepada sensor dari pada kesejahteraan rakyatnya.

"Mereka sudah menutupi informasi krusial ini terlalu lama. Dokter sempat dibungkam karena mereka membicarakan wabah ini sebulan lalu," terangnya.

Virus corona yang mewabah sejak Desember 2019 itu sudah membunuh 427 di seantero China, dengan jumlah orang yang terinfeksi mencapai 20.400.

Banyak kota sudah ditutup oleh otoritas setempat, dengan warga hanya diperbolehkan keluar rumah untuk membeli makanan atau masker.

Selain itu, virus tersebut juga menjangkiti lebih dari 20 negara, dengan kasus kematian di luar China terjadi di Hong Kong serta Filipina.

Baca juga: Sang Ayah Dikarantina karena Virus Corona, Remaja Difabel Ini Meninggal

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Daily Mail


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com