Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sang Ayah Dikarantina karena Virus Corona, Remaja Difabel Ini Meninggal

Kompas.com - 04/02/2020, 15:46 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Seorang remaja difabel penyandang cerebral palsy ditemukan meninggal akibat tak diberi makan setelah sang ayah dikarantina akibat virus corona.

Yan Cheng ditemukan pada Rabu pekan lalu (29/1/2020) setelah ditinggal sendirian di rumah tatkala ayahnya, Yan Xiaowen, diisolas.

Sang ayah dibawa pada 22 Januari, di mana dia kemudian didiagnosa terkena virus corona lima hari kemudian, dilaporkan AFP Selasa (4/2/2020).

Baca juga: 2 Rumah Sakit Baru untuk Rawat Pasien Virus Corona Dinamai Dewa Petir dan Dewa Api

Remaja 17 tahun itu diketahui tidak bisa berbicara, berjalan, atau makan sendiri. Adapun ibunya dilaporkan meninggal beberapa tahun silam.

Begitu tahu dirinya dikarantina, Yan kemudian mengunggah permintaan tolong melalui media sosial, atau menelepon kenalan untuk mengurus putranya.

Namun, permintaan tolong dengan judul "sebuah permohonan dari ayah yang didiagnosa dengan virus corona" sayangnya terlambat diketahui.

Berdasarkan keterangan dari pemerintah Hongan County, remaja difabel itu sudah meninggal sepekan sejak Yan diisolasi. Pada saat itu, Cheng diketahui hanya dua kali diberi makan.

"Jadi, dia memercayakan kerabat, pengurus maupun dokter desa untuk melihat dan merawat anaknya," demikian pernyataan pemerintah Hongan.

Kisah Cheng kemudian menjadi viral di media sosial setempat. Dilansir BBC, dampak yang muncul adalah otoritas melengserkan pejabat setempat.

Sekretaris Partai Komunis dan Wali Kota Huajiahe dicopot dari jabatannya karena "dianggap gagal dalam menjalankan tanggung jawab".

Baca juga: Dokter RS UI Minta Warga Natuna Tenang Sikapi Karantina WNI Terkait Virus Corona

Pemerintah mengatakan, penyebab kematian dari Cheng belum diketahui, dengan penyelidikan bakal digelar untuk mengungkapnya.

Di Weibo, tagar "ayah dari korban cerebral palsy akhirnya berbicara" menjadi tren dengan dilihat lebih dari 270 juta kali pada Selasa.

Sementara tagar tentang si wali kota yang dipecat juga dilihat 66 juta kali. "Saya marah sekaligus sedih. Terlalu menjijikkan," ujar seorang netizen.

Sebelumnya otoritas Hubei, provinsi yang menjadi asal muasal penyebaran virus corona, juga dikritik karena dianggap menahan informasi terkait patogen tersebut.

Cerebral palsy adalah nama serangkaian kondisi yang memengaruhi gerakan dan koordinasi. Gejalanya dilaporkan bervariasi.

Seperti tremor, otot kaku atau lemah, kesulitan dalam menelan, punya masalah dengan penglihatan, berbicara, maupun mendengar.

Baca juga: 8 Narasi Hoaks Nyeleneh Terkait Penyebaran Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com