Pada Jumat pekan lalu (31/1/2020), mereka sudah menempatkan 400 ruangan mirip kontainer, setelah meletakkan pondasi konkret dan mengalirkan listrik.
Fasilitas berlantai dua itu diserahkan kepada militer China pada Minggu (2/2/2020), dan akan diisi 1.400 tentara medis.
Termasuk di dalam tim tersebut adalah pakar yang pernah menangani Sindrom Pernapasan Akut Parah (SARS) serta virus Ebola.
Baca juga: Wabah Virus Corona, Bank Sentral China Guyur Pasar Rp 2.422 Triliun
Media negara sebelumnya sudah memberitakan, fasilitas itu bisa ditempati Senin (3/2/2020), tepat 10 hari sejak pembangunan dilaksanakan.
Adapun fasilitas kedua, Leishenshan (Gunung Dewa Petir), bisa dioperasikan mulai Kamis (6/2/2020) dengan kapasitas 1.600 tempat tidur.
Api dan petir merupakan dua elemen alam di mana di China, mereka sering diasosiasikan sebagai pelindung dari segala penyakit.
Pemerintah menjelaskan, dua fasilitas di Wuhan dibangun sesuai Rumah Sakit Xiaotangshan di Beijing, digunakan saat wabah SARS merebak pada 2002-2003.
Selain itu, pemerintah Wuhan juga berencana mengubah tiga venue yang ada, termasuk gimnasium dan aula, menjadi rumah sakit.
Nantinya, ketiga bangunan tersebut bakal diubah menjadi pusat medis dengan total 3.400 tempat tidur untuk merawat pasien dengan gejala ringan.
Baca juga: Unair Punya Alat Pendeteksi Virus Corona dengan Akurasi 99 Persen
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.