Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perangi Virus Corona, China Minta Bantuan Uni Eropa

Kompas.com - 02/02/2020, 13:45 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - China melalui Perdana Menteri Li Keqiang dilaporkan meminta bantuan penyediaan suplai medis kepada Uni Eropa untuk memerangi virus corona.

Kabar itu terjadi setelah Beijing mengumumkan korban meninggal sudah mencapai 304 orang dengan, hampir 14.500 lainnya terinfeksi.

Dalam keterangan yang dirilis pemerintah setempat, PM Li Keqiang disebut berbicara dengan Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, melalui telepon.

Baca juga: WHO Umumkan 1 Korban Meninggal akibat Virus Corona di Filipina

Li dilaporkan mengharapkan bisa membeli alat-alat medis dari negara anggota Uni Eropa melalui "jalur komersial", dilansir Daily Mail Sabtu (1/2/2020).

"Dan kami ingin memeprkuat informasi, kebijakan, dan pertukaran teknis maupun kerja sama dengan komunitas internasion, termasuk Uni Eropa," papar Li.

Provinsi Hubei, berlokasi di sentral China, menjadi episentrum wabah virus corona sejak pertama kali dilaporkan di kota Wuhan pada Desember 2019.

Sejak saat itu, Hubei berada dalam pengawasan dengan Wuhan dan kota di sekitarnya ditutup, layanan transportasi dihentikan, hingga jalanan diblokir.

Kemudian di tempat lain seantero China, Beijing mengumumkan pembatasan kegiatan bisnis atau bepergian demi menangkal penyebaran virus.

Sejumlah negara mulai menerapkan kebijakan melarang turis dari China untuk datang setelah lebih dari 20 negara di dunia mengonfirmasi kasus positif.

Bahkan, Filipina mengumumkan adanya kematian pertama yang menimpa seorang pria berusia 44 tahun asal Wuhan, demikian laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

WHO kemudian mengumumkan status darurat dunia selepas melangsungkan pertemuan di markas mereka di Jenewa, Swiss, pada Kamis (30/1/2020).

Baca juga: Tangkal Virus Corona, Perancis Karantina Warganya yang Dievakuasi dari China ke Hotel

Meski begitu, WHO mengutarakan penerapan pembatasan perdagangan global atau melarang adanya warga asing masuk tidaklah dibutuhkan.

"Kami ingin negara-negara fokus pada upaya mitigasi mengidentifikasi masalah ini, dan sigap jika terjadi kasus di tempat mereka," ujar perwakilan WHO di China, Gauden Galea.

Adapun dari Indonesia, pemerintah menyatakan bahwa dari 247 WNI yang berdomisili di Wuhan, tujuh orang dipastikan tidak terangkut.

Namun, juru bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman, enggan membeberkan apa alasan ketujuh orang itu tidak ikut.

"Tim Kementerian Luar Neheri dan KBRI yang akan memberi keterangan," ucap Fadjroel melalui pesan singkat saat dikonfirmasi.

Setibanya di Bandara Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, ke-238 orang dievakuasi bakal dibawa ke Natuna untuk menjalani karantina.

Baca juga: Diklaim Bisa Hambat Virus Corona, Ramuan Tradisional China Ini Diburu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Daily Mail
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com