Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Rencana Perdamaian Trump, Presiden Palestina Umumkan Putus Hubungan dengan Israel dan AS

Kompas.com - 01/02/2020, 21:57 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KAIRO, KOMPAS.com - Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengumumkan, dia memutuskan hubungan dengan Israel dan AS buntut rencana perdamaian yang diungkap Presiden Donald Trump.

Abbas menegaskannya dalam pertemuan darurat Liga Arab di Kairo, Mesir, pasca-presiden 73 tahun mengumumkan "kesepakatan abad ini" di Gedung Putih.

"Kami umumkan kepada Anda semua bahwa tidak ada relasi dengan Israel, dan AS. Termasuk kerja sama di bidang keamanan," tegas Abbas.

Baca juga: Trump Umumkan Rencana Perdamaian Palestina dan Israel, Apa Isinya?

Presiden Palestina berusia 84 tahun itu menyatakan, rencana perdamaian Trump merupakan pelanggaran Perjanjian Oslo yang diteken pada 1993 silam.

Dilansir AFP Sabtu (1/2/2020), Abbas menuturkan dia mengambil sikap itu menyusul "penolakan legitimasi internasional" dari AS dan Israel.

"Israel akan menanggung akibatnya sebagai negara penjajah di teritori Palestina," ungkap Abbas, seraya menambahkan mereka akan berjuang lewat jalan damai.

Dikutip Al Jazeera, Abbas menerangkan bagaimana dia diberi tahu bahwa Trump hendak mengirimkan rencana perdamaian yang disebutnya "kesepakatan terbesar abad ini".

"Trump bertanya apakah saya bisa berbicara kepadanya di telepon. Saya menjawab 'tidak'. Dia mengirim surat, saya menolak menerimanya," katanya.

Dia menekankan bahwa Palestina berkomitmen untuk mengakhiri pendudukan Tel Aviv, dan menetapkan negara dengan ibu kotanya di Yerusalem Timur.

Dalam pengumuman yang disampaikan bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Selasa (28/1/2020), Trump menyampaikan pokok rencana perdamaiannya.

Di antaranya adalah mengakui kedaulatan Israel berdasarkan wilayah yang diduduki, di mana Israel membangun permukiman.

Baca juga: Rencana Perdamaian Trump Bocor, Warga Palestina Bentrok dengan Polisi Israel

Kemudian Yerusalem adalah "ibu kota Israel yang tak terbagi", seraya menawarkan Abu Dis, kawasan pinggiran Yerusalem Timur, sebagai ibu kota masa depan Palestina.

Kemudian presiden dari Partai Republik tersebut menekankan penduduk kedua negara tidak akan tercerabut dari wilayah mereka masing-masing.

Berarti, Trump tidak akan mengulik permukiman Yahudi di Tepi Barat, yang oleh sebagian komunitas internasional termasuk PBB menganggapnya ilegal.

Trump menyatakan, dia menawarkan konsep itu dengan durasi empat tahun, di mana Ramallah bisa mempelajari dan kemudian menegosiasikannya.

Rencana yang disebut "kesepakatan terbesar abad ini" itu disusun oleh tim Gedung Putih yang dikomandoi menantu sekaligus penasihatnya, Jared Kushner.

Baca juga: Trump Umumkan Rencana Perdamaian Israel dan Palestina, Apa Respons Dunia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com