Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 13:56 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pentagon menyatakan, jumlah tentara AS yang mengalami cedera karena serangan rudal Iran sudah mencapai 50 orang.

Juru bicara Letnan Kolonel Thomas Campbell dalam pernyataan tertulis menuturkan, para prajurit itu didiagnosa dengan cedera otak traumatis (TBI).

Baca juga: Serangan Rudal Iran Akibatkan 34 Tentara AS Cedera Otak

Jumlah itu meningkat setelah Jumat pekan lalu (25/1/2020), jumlah tentara AS yang terluka akibat rudal Iran berada di angka 34 orang.

Campbell menuturkan di antara 50 serdadu yang terluka, 31 di antaranya dirawat di Irak dan dilaporkan sudah kembali bertugas.

Kemudian 18 orang dibawa ke Jerman untuk mendapat penangnan lanjutan. Sementara sisanya dirawat ke Kuwait, dan juga sudah kembali bertugas, dilansir AFP Rabu (29/1/2020).

Pada saat serangan, sebagian besar dari 1.500 personel militer AS sudah bersembunyi di bunker setelah mendapat peringatan dari Pentagon.

Pada 8 Januari, Iran membombardir dua pangkalan AS di Ain al-Assad dan Irbil, dengan laporan yang beredar menggunakan 22 rudal.

Serangan itu merupakan balasan atas kematian jenderal top mereka, Qasem Soleimani, yang tewas dibunuh Washington pada 3 Januari 2020.

Soleimani yang merupakan komandan Pasukan Quds tewas bersama dengan wakil pemimpin milisi Hashed al-Shaab, Abu Mahdi al-Muhandis.

Jenderal berusia 62 tahun itu dan Muhandis terbunuh ketika mobil yang mereka tumpangi dihantam rudal AS di Bandara Internasional Baghdad, Irak.

Dalam konferensi pers, Presiden Donald Trump menuturkan tidak ada militer AS yang terluka. Namun oposisi dari Partai Demokrat menuduhnya berusaha menutupi korban luka.

Baca juga: Pengunggah Video 2 Rudal Iran Hantam Pesawat Ukraina Bersembunyi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com