WUXI, KOMPAS.com - Merebaknya virus corona yang sudah membunuh 106 orang dan menginfeksi lebih dari 4.500 di China mengubah kehidupan warga setempat.
Perubahan itu dirasakan oleh Abiyasa Respati Prabawa, mahasiswa Indonesia yang tengah menempuh pendidikan di Wuxi Institute of Technology.
Adapun Wuxi, kota yang berlokasi di Provinsi Jiangsu, mengonfirmasi adanya 70 orang yang positif terinfeksi virus corona, dengan korban meninggal tidak ada.
Baca juga: Pria Jepang yang Tak Pernah ke China Terkena Virus Corona
Kepada Kompas.com melalui pesan elektronik Selasa (28/1/2020), dia menuturkan perubahan itu terlihat ketika dia tengah berbelanja bersama teman-temannya.
"Teman saya batuk, orang-orang yang di kerumunan itu langsung melirik dan menghindar Mas," ujar mahasiswa jurusan Mechanical Engineering dan Automation itu.
Pemuda asal Solo itu mengungkapkan, orang-orang masih beraktivitas seperti biasa, seperti bekerja. Hanya, dia melihat ada kegiatan lain warga lokal yang berkurang.
"Seperti misalnya jalan-jalan di luar. Beberapa hari terakhir ini, setiap saya keluar bisa dihitung Mas jumlah orang di jalan," paparnya.
Selain itu karena merebaknya wabah virus China tersebut, permintaan bahan makanan mengalami peningkatan sehingga toko kehabisan stok.
Abiyasa menuturkan, jika biasanya dia belanja saat sore toko-toko masih mempunyai bahan lengkap. Kini baru buka 1-2 jam sudah ludes.
"Re-stock bahan itu sekali satu kali Mas. Itu pun juga jumlahnya terbatas tidak seperti biasanya," papar mahasiswa semester tiga tersebut.
Baca juga: RSUP Sardjito Periksa Pasien yang Baru Pulang dari China, tapi Tak Tunjukkan Gejala Corona
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.