Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Alasan Pangeran Harry Mundur | Mayoritas Rakyat AS Dukung Pemakzulan Trump

Kompas.com - 25/01/2020, 12:11 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Pangeran Harry membeberkan alasannya mengapa dia memutuskan untuk mundur sebagai anggota Kerajaan Inggris bersama Meghan Markle.

Imbas dari keputusan mundur itu, Pangeran Harry dan Meghan tidak akan lagi mendapat gelar "Yang Mulia", dan tak menerima dana publik.

Kemudian dari Amerika Serikat (AS), sebuah survei menyatakan bahwa mayoritas rakyat setuju dengan pemakzulan Presiden Donald Trump.

Kedua artikel itu bisa Anda simak dalam kabar dunia sepekan yang terjadi sepanjang Senin (23/1/2020) hingga Sabtu (25/1/2020).

1. Dianggap Berdosa, Ibu Hamil dan 5 Anaknya Disiksa hingga Tewas
Seorang ibu hamil dan lima anaknya di Panama dilaporkan disiksa hingga tewas karena sudah dianggap berdosa.

Ibu hamil, lima anaknya, dan dua korban lainnya dipukul, disiksa, dibakar, hingga dilukai karena berdosa, dan harus "bertobat".

Mereka merupakan bagian dari sebuah masyarakat asli di sana, dengan polisi menyatakan mereka membebaskan 14 orang lainnya.

Seperti apa pernyataan polisi mengenai praktik yang dilakukan, dan siapa kelompok itu, bisa Anda baca di sini.

2. Mundur sebagai Anggota Kerajaan Inggris, Pangeran Harry: Tak Ada Pilihan Lain
Pangeran Harry membeberkan alasannya mundur sebagai anggota Kerajaan Inggris bersama istrinya, Meghan Markle. Menyebut dia tak punya pilihan lain.

Pada awal Januari, dua pasangan dengan gelar Duke dan Duchess of Sussex mengumumkan mereka akan mundur, dan akan bekerja secara mandiri.

Dalam unggahan di Instagram, Pangeran Harry dan Meghan Markle menyatakan keputusan mereka untuk mundur sudah dipikirkan secara matang.

Seperti apa keterangan Pangeran Harry saat memaparkan alasan dia mengundurkan diri dari Kerajaan Inggris, Anda bisa membacanya di sini.

3. Jelang Sidang Pemakzulan, Mayoritas Rakyat AS Dukung Trump Dilengserkan
Sebuah jajak pendapat yang dilakukan CNN menunjukkan bahwa mayoritas publik AS sepakat jika pemakzulan atas Trump terjadi.

Survei itu digelar antara periode 16 sampai 19 Januari 2020, di mana persentase pendukung dan penolak pemakzulan cukup tipis.

Seperti survei-survei yang sudah digelar sebelumnya, dukungan dan penolakan publik terbelah berdasarkan afiliasi partai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com