WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Sebanyak 34 tentara AS dilaporkan mengalami cedera otak akibat serangan rudal Iran pada 8 Januari 2020.
Juru bicara Pentagon seperti dilansir BBC, Jumat (24/1/2020), menerangkan, sebanyak 17 personel militer lainnya masih dalam observasi medis.
Rudal Iran menghantam dua pangkalan AS di Irak sebagai buntut kematian jenderal top mereka, Qasem Soleimani, yang merupakan komandan Pasukan Quds.
Baca juga: Pengunggah Video 2 Rudal Iran Hantam Pesawat Ukraina Bersembunyi
Dalam konferensi pers, Presiden Donald Trump sempat menyatakan bahwa tidak ada yang terluka dalam serangan itu.
Namun, Pentagon kemudian mengakui bahwa ada 11 tentara AS yang mengalami gegar otak, semuanya berasal dari Pangkalan Ain al-Assad.
Dilansir BBC, Jumat (24/1/2020), militer kemudian menyatakan bahwa terdapat 34 prajurit yang menderita cedera otak traumatis (TBI).
Dalam partisipasinya di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Trump menekankan bahwa pasukannya tidak menderita cedera serius.
"Saya mendengar bahwa mereka sakit kepala atau semacamnya. Namun, akan saya katakan dan laporkan, tidak ada yang serius," katanya.
"Saya tidak melihat mereka mengalami luka yang paling serius," terang Trump mengomentari serangan di Assad dan Irbil itu.
Namun, juru bicara Pentagon Jonathan Hoffman menuturkan, delapan tentara yang mengalami cedera dibawa ke AS untuk perawatan lanjutan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.