Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Pengantin Pesanan di China: Terpaksa Hamil agar Bisa Pulang ke Indonesia

Kompas.com - 23/01/2020, 17:58 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

PONTIANAK, KOMPAS.com - Sebanyak 40 orang perempuan asal Kalimantan dan Jawa diklaim telah dipulangkan pemerintah Indonesia dari China selama tahun 2019, setelah para perempuan ini 'terjebak' sindikat perdagangan orang.

Kartel pengantin pesanan diduga kuat meraup keuntungan materi sebagai penghubung antara perempuan Indonesia dan pria China.

Meski sebagian perempuan Indonesia itu menikah dengan kemauan sendiri, salah satunya karena rayuan kesejahteraan, belakangan mereka berkeras ingin pulang.

Baca juga: Kisah Pengantin Pesanan China: Anak Saya Diejek Anak Pelacur

Janji kosong kemapanan hingga rindu keluarga di kampung halaman adalah alasan mereka tidak betah lalu kabur dari rumah suami dan mertua di China.

Namun Kementerian Luar Negeri Indonesia menyebut perlindungan untuk para pengantin pesanan ini rumit karena bersinggungan dengan institusi privat, yaitu rumah tangga.

Wartawan BBC Indonesia, Abraham Utama, berkorespondensi dengan beberapa 'pengantin pesanan' asal Indonesia yang masih berusaha pulang dari China.

Ada pula kesaksian perempuan muda yang mengaku pernah menjadi pengantin pesanan dan membantu comblang mencari calon istri untuk laki-laki China.

Baca juga: Pengakuan Pengantin Pesanan di China: 2 Kali Menikah, Sering Dipukuli

Dewi - Kota Cangzhou, Provinsi Hebei, asal Jakarta

Saya sejak April 2019 sudah tinggal di China. Awalnya saya tidak betah. Baru dua bulan terakhir saya bisa betah karena perilaku suami berubah sejak saya hamil. Kehamilan ini juga terpaksa, alasan supaya saya bisa pulang saja.

Saya tinggal di perkampungan, enggak tahu nama jalannya. Yang saya ingat ini dekat Mengcun.

(Melalui aplikasi pesan singkat, Dewi mengirim titik lokasi tempat tinggalnya)

Tapi ternyata suami saya tetap tidak perbolehkan saya pulang ke Indonesia. Saya harus melahirkan di sini.

Suami bilang selama hamil saya boleh naik pesawat. Dia juga takut anak saya nanti malah berkewarganegaraan Indonesia. Banyak alasannya. Saya diminta terus-menerus istirahat di rumah.

Suami saya kerja kotor, sepertinya berhubungan dengan besi. Ayah dan ibunya meladang. Kakak perempuannya kerja di pengadilan, mengurus berkas.

Baca juga: Cerita Perempuan Pengantin Pesanan China: Saya Cuma Bisa Cari Rebung di Hutan (2)

Hana - Kota Suzhou, Provinsi Jiangsu, asal Kalimantan Barat

Hubungan antara saya, suami, dan keluarga di China sebenarnya baik. Kami sempat bertengkar gara-gara saya sempat meminta dipulangkan.

Saya tidak tahu paspor saya ada di mana. (Hana menikah dan tinggal di Suzhou sejak Juli 2019)

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com