Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ibu di India Ini Jual Rambut Rp 28.000 demi Beri Makan 3 Anaknya

Kompas.com - 22/01/2020, 21:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Dia kemudian pulang ke rumah dan memutuskan mencoba cara lain. Dia mengambil biji tanaman oleander dan mulai menggilingnya menjadi lembut.

Tiba-tiba kakak Prema yang tinggal di satu kawasan permukiman mampir ke rumah dan mencegah Prema menelan ramuan beracun itu.

Prema mengaku tekanan untuk mengembalikan uang yang dipinjam suaminya telah menghancurkannya.

Baca juga: Medina Zein dan Ibra Azhari Dibawa ke Puslabfor Kalimalang untuk Tes Rambut

Kerja berat

Prema adalah satu-satunya pencari nafkah di keluarganya setelah suaminya tiada. Seperti mendiang suaminya, Prema membuat batu bata—pekerjaan yang sangat melelahkan namun penghasilannya lebih baik ketimbang bertani.

"Saat saya bekerja, saya mendapat 200 rupee (Rp38.500) per hari, yang cukup untuk keperluan keluarga saya," kata Prema.

Biasanya Prema membawa dua putranya yang masih kecil ke lokasi kerja karena mereka belum cukup umur untuk bersekolah.

Namun selama tiga bulan sebelum memutuskan menjual rambutnya, Prema kerap sakit sehingga tidak bisa memperoleh uang sebanyak biasanya.

"Saya tidak bisa membawa batu bata yang berat. Saya tinggal di rumah karena demam."

Baca juga: Kisah Jon Bon Jovi yang Beri Makan Kaum Papa Melalui Restoran Soul Kitchen

Utang menumpuk

Karena tidak bekerja, Prema mulai gagal membayar utangnya tepat waktu. Ketika pemberi utang mulai mendesak, frustrasinya meningkat.

Prema buta huruf dan tidak tahu bahwa pemerintah India punya sejumlah cara untuk menolong orang seperti dirinya.

Sistem perbankan formal di India dipenuhi aturan rumit sehingga sulit bagi kaum papa untuk mengakses pinjaman dengan bunga rendah.

Prema dan suaminya meminjam uang dari rentenir setempat dan tetangga-tetangganya.

Karena itu, biaya pinjaman mahal dan bunganya tinggi.

Selagi Prema kerap sakit dan kian sulit mendapat uang, dia tenggelam dalam keputusasaan.

Pada momen itulah dia memutuskan menjual rambutnya dan bahkan mencoba bunuh diri.

Baca juga: Cerita Risma, Tiap Hari Pemkot Surabaya Beri Makan Gratis 35.000 Orang

Bantuan dari orang tak dikenal

Beberapa hari setelah Prema mencapai titik terendahnya, seorang tak dikenal muncul tanpa diduga—yang belakangan mengakhiri keputusasaan Prema.

"Saya tahu Prema dari teman saya, Prabhu, yang punya pabrik batu bata di area itu," kata Bala Murugan.

Kisah perjuangan Prema mengingatkan Bala pada masa-masa kelam keluarganya. Bala tahu persis betapa kemiskinan bisa mendorong orang ke jurang depresi.

"Saat saya berumur 10 tahun, keluarga saya kehabisan makanan. Ibu saya menjual buku-buku dan koran bekas yang harganya ditentukan oleh berat di timbangan. Uangnya dibelikan nasi," tuturnya.

Baca juga: Beri Makan Kucing Liar, Nenek 79 Tahun Malah Berakhir di Penjara

Dalam kondisi patah arang, ibu Bala ingin mengakhiri hidupnya dan keluarganya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com