Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2020, 21:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NEW DELHI, KOMPAS.com - "Putra saya Kaliyappan yang berusia tujuh tahun baru tiba dari sekolah dan meminta makan. Dia kemudian menangis karena kelaparan," kata Prema Selvam.

Ibu berusia 31 tahun yang bermukim di Distrik Salem, Negara Bagian Tamil Nadu, India, ini tidak punya apa pun untuk memberi makan putranya. Dia merasa putus harapan.

Bahkan, hari itu, Jumat 3 Januari 2020, dia tidak memasak karena kehabisan bahan makanan.

Setelah serangkaian kejadian tragis, Prema sampai pada titik terendahnya. Dia mempertimbangkan untuk melakoni aksi nekad, namun masyarakat di sekitarnya memberi tanggapan secara dramatis.

Baca juga: Ancam Tak Beri Makan, Pria Ini Cabuli Anak Kandung Sejak 2017

"Hancur hati saya"

"Saya tidak punya apa pun untuk diberikan. Hancur hati saya. Saya pikir apa gunanya hidup jika saya tidak bisa memberi makan anak-anak saya sendiri," paparnya kepada BBC.

Prema tidak punya barang berharga, perhiasan, atau bahkan peralatan dapur yang bisa ditukar dengan uang.

"Saya bahkan tidak punya 10 rupee (Rp 2.000). Saya hanya punya beberapa ember plastik."

Dia lantas menyadari dirinya punya sesuatu yang bisa dijual.

Baca juga: Viral Video Polisi Jombang Beri Makan dan Cuci Muka ODGJ di Tepi Jalan

Menjual rambut

"Saya teringat sebuah toko yang biasa membeli rambut. Saya ke sana dan menjual seluruh rambut di kepala saya seharga 150 rupee (Rp 28.000)," kata Prema.

Rambut manusia diperdagangkan di seluruh dunia dan India merupakan eksportir utama.

Sebagian umat Hindu di India kerap menyerahkan rambut mereka di kuil-kuil sebagai tanda berterima kasih karena doa mereka dikabulkan.

Rambut-rambut yang dijual kemudian dipakai sebagai perpanjangan rambut orang lain.

Baca juga: 5 Fakta Kerangka Manusia Ditemukan Duduk di Sofa di Rumah Kosong, Hanya Menyisakan Rambut hingga Sulit Diidentifikasi

Suami bunuh diri

Uang yang diterima Prema dari menjual rambutnya cukup untuk membeli makan siang di sebuah restoran kelas menengah di kota besar. Namun, di desanya, dia bisa membeli banyak hal.

"Saya membeli tiga bungkus nasi matang, yang satunya seharga 20 rupee (Rp3.800) untuk ketiga anak saya," tutur Prema.

Untuk sesaat, Prema dan ketiga anaknya bisa makan. Namun, Prema tahu dia sudah kehilangan opsi terakhir dan mulai khawatir bagaimana cara menyediakan makanan selanjutnya.

Selama bertahun-tahun dia bekerja bersama suaminya di pabrik batu bata dan mereka punya cukup uang untuk sekadar makan.

Suaminya mengambil pinjaman untuk memulai usaha pembuatan batu bata secara mandiri, namun rencana itu tidak berhasil dan frustrasi memuncak.

Pria tersebut tidak pernah mampu mendapatkan cukup uang dan mengalami depresi. Dia lantas bunuh diri tujuh bulan lalu dengan membakar dirinya sendiri.

Prema mempertimbangkan untuk mengikuti jejak sang suami setelah menjual rambutnya.

Baca juga: Kerangka Manusia yang Ditemukan Duduk di Sofa Rumah Kosong di Bandung Hanya Menyisakan Rambut

Upaya bunuh diri Prema

"Saya ke toko dan meminta racun serangga."

Namun, ketika melihat Prema dalam kondisi linglung, penjaga toko justru mengusirnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com