Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2020, 19:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

BEIJING, KOMPAS.com - Otoritas China memperingatkan, virus corona bisa bermutasi dan menyebar setelah jumlah korban meninggal bertambah jadi 9 orang.

Virus itu menjadi perhatian karena mirip SARS (Sindrom Pernapasan Akut Parah), yang membunuh hampir 650 orang di China daratan dan Hong Kong pada 2002-2003.

Dengan ratusan juta orang di China pulang untuk merayakan Tahun Baru Imlek, pemerintah menerapkan rangkaian pencegahan atas virus corona.

Baca juga: Virus Corona Diklaim Infeksi Ribuan Orang, Ini yang Teridentifikasi

Termasuk di antaranya adalah melakukan sterilisasi dan ventilasi baik di bandara, terminal bus, termasuk dalam pesawat serta kereta.

Di Wuhan yang menjadi pusat penyakit misterius itu, segala kegiatan publik dalam skala besar dihentikan, dan lokasi pertandingan sepak bola dipindahkan.

Selain itu sebagaiamana diberitakan AFP Rabu (22/1/2020), masyarakat diminta untuk tak meninggalkan kota berpenduduk 11 juta itu.

Wakil Menteri Kesehatan Li Bin mengatakan, penyakit tersebut kebanyakan menular melalui sistem pernapasan.

"Terdapat kemungkinan adanya mutasi dan penyebaran secara cepat," ucap Li dalam konferensi pers yang berlangsung di Beijing.

Li menjelaskan, virus corona itu kini sudah menginfeksi setidaknya 440 orang seantero China, dengan kebanyakan kasus di Wuhan. Sementara 1.394 lainnya dalam observasi medis.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) menggelar pertemuan darurat pada Rabu untuk membahas perlunya menggolongkan ini dalam keadaan siaga.

Baca juga: Waspada Virus Corona, AP I Perketat Pemeriksaan Penumpang

Pasalnya selain di China, penyakit mirip SARS itu juga dilaporkan mulai terjadi di Taiwan, Thailand, hingga Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan penuturan pejabat AS, kasus pertama yang terjadi di sana menimpa warga Seattle berusia sekitar 30-an, di mana kondisinya dikabarkan membaik.

Beijing sudah mengklasifikasi corona dengan epidemi mirip SARS, di mana yang terinveksi harus diisolasi, dan perlunya melakukan upaya karantina.

Namun Li menyatakan, hingga saat ini Negeri "Panda" masih belum bisa menentukan dari mana asal virus corona tersebut.

"Kami akan meningkatkan upaya penelitian kami agar bisa mengetahui sumber dan transmisi virus ini," beber Li.

Sejumlah negara di dunia pun fokus meningkatkan kewaspadaan untuk mencegah pathogen dengan nama lain 2019 Novel Coronavirus (2019-nCov) tersebut.

Korea Utara misalnya. Negara komunis yang merupakan sekutu dekat China itu bakal melarang kedatangan turis asing.

Baca juga: Takut Tertular Virus Corona, Toko di Jepang Larang Turis China Berbelanja

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com