Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Iran Benarkan 2 Rudal Hantam Pesawat Ukraina

Kompas.com - 21/01/2020, 17:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran melalui badan penerbangan sipil membenarkan, dua rudal menghantam pesawat Ukraina pada 8 Januari lalu.

Pesawat Boeing 737 milik Ukraine International Airlines jatuh seaat setelah lepas landas di Bandara Imam Khomeini, Teheran.

Pesawat Ukraina dengan nomor penerbangan PS752 itu jatuh dengan 176 orang tewas, 82 di antaranya adalah warga Iran.

Baca juga: 11 Warga Ukraina Korban Tewas Pesawat Boeing 737 yang Ditembak Iran Dikembalikan

"Penyelidik, menemukan bahwa dua rudal dari sistem Tor-M1 ditembakkan dan menghantam pesawat," kata badan penerbangan dilansir AFP Selasa (21/1/2020).

Dalam keterangan badan penerbangan sipil, mereka masih menganalisa bagaimana dampak misil itu bisa menjatuhkan pesawat.

Otoritas sipil juga mengaku, mereka tidak bisa membaca data ketinggian maupun rekaman percakapan pilot di kotak hitam pesawat karena terlalu canggih.

Meski begitu, Teheran mengungkapkan mereka tidak akan mengirim kotak tersebut, dan mencoba untuk membacanya di dalam negeri.

Mereka mengaku sudah meminta otoritas Perancis dan AS, dikenal sebagai BEA dan NTSB, untuk menyediakan peralatan yang dibutuhkan guna membaca kotak hitam.

Baca juga: Iran Tembak Jatuh Pesawat Ukraina karena Ditakuti Jet Tempur F-35 AS

"Begitu perangkat tersebut sudah disediakan, informasi (kotak hitam) bisa diambil dan dibaca dalam waktu singkat," ujar badan penerbangan sipil.

Pernyataan itu memperkuat laporan media AS, The New York Times, yang juga menambahkan rekaman dua proyektil mengenai pesawat Ukraina.

Tor-M1 adalah rudal permukaan ke udara. Dikembangkan di era Uni Soviet, sistem itu berfungsi menangkal pesawat hingga misil penjelajah.

Teheran sebelumnya membantah tudingan AS dan Kanada terkait laporan intelijen bahwa Boeing 737 itu jatuh karena rudal.

Baru pada 11 Januari, Iran melalui Garda Revolusi mengakui mereka menembak jatuh, setelah mengiranya sebagai musuh.

Divisi Dirgantara Garda, Brigadir Jenderal Amirali Hajizadeh di hadapan parlemen menyatakan, dia bertanggung jawab penuh.

Baca juga: Bertemu Menko Polhukam, Dubes Iran Bahas Peningkatan Kerja Sama

Namun dalam pembelaan Hajizadeh, operator sistem Tor-M1 yang bertugas memilih untuk bertindak secara independen.

Halaman:
Sumber AFP


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com