Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2020, 21:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

NAIROBI, KOMPAS.com - Harta 2.153 orang-orang terkaya di dunia pada 2019 setara dengan apa yang dimiliki 4,6 miliar warga miskin, demikian menurut laporan terbaru lembaga bantuan Oxfam, yang dikeluarkan Senin (20/1/2020).

Dalam laporan yang diberi judul "Saatnya untuk Peduli" ini, Oxfam mengatakan ketimpangan ekonomi semakin tidak terkendali.

Dua puluh dua orang terkaya di dunia memiliki aset lebih banyak dibandingkan kekayaan seluruh perempuan di Afrika.

Baca juga: Salah Info soal Kakek Mati Kelaparan, Wagub Sulsel Tetap Minta Warga Miskin Diperhatikan

Kekayaan yang ekstrem ini, kata Oxfam, diperoleh ketika dunia juga menghadapi masalah kemiskinan.

Perkiraan baru Bank Dunia menunjukkan hampir setengah penduduk dunia hidup dengan 5,5 dollar AS, atau Rp 75.000, per hari.

Dikatakan pula, sistem ekonomi yang ada lebih berpihak kepada segelintir pengusaha kaya, sebagian besar laki-laki, dibanding miliaran jam kerja yang dilakukan para perempuan di seluruh dunia, yang bekerja di sektor-sektor penting, yang sering kali tak dibayar atau digaji dengan sangat murah.

Para perempuan ini bekerja merawat orang lain, memasak, membersihkan rumah, mengambil air, mencari kayu bakar, dan kerja-kerja harian yang bermanfaat bagi masyarakat dan memastikan ekonomi berfungsi dengan baik.

Kerja para perempuan "yang tak terlihat"

Oxfam mengatakan kondisi ini harus diubah.

Pemerintah di seluruh dunia harus bertindak saat ini juga untuk membangun ekonomi manusiawi yang menghargai kaum perempuan dan hal-hal yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat, bukan mendorong sistem yang mengutamakan pencarian keuntungan dan kekayaan.

Pemerintah dan berbagai pihak juga didesak untuk melakukan investasi terhadap sistem nasional yang memberi perhatian terjadap kerja-kerja yang dilakukan para perempuan dalam merawat orang lain dan menerapkan pajak progresif, termasuk menerapkan pajak kekayaan dan mengeluarkan undang-undang yang memihak mereka yang bekerja untuk merawat orang lain.

Amitabh Behar, direktur Oxfam India dalam wawancara dengan kantor berita Reuters, mengatakan penting sekali untuk menggarisbawahi bahwa kerja-kerja tak berbayar yang dilakukan para perempuan adalah mesin ekonomi yang tersembunyi.

Behar mencontohkan kerja yang dilakukan seorang perempuan di India bernama Buchu Devi, yang rata-rata menghabiskan waktu 16 hingga 17 jam per hari berjalan tiga kilometer mengambil air, memasak, dan melakukan kerja dengan upah yang sangat minim.

"Di sini lain, kita menyaksikan para miliuner yang berkumpul di Davos, yang punya pesawat pribadi dan bergaya hidup sangat mewah," ujar behar.

Menurut Oxfam, kerja-kerja para perempuan di seluruh dunia yang tidak bayar bernilai setidaknya 10,8 triliun dollar AS, sekitar Rp 147.270 triliun, per tahun atau tiga kali lebih besar dari nilai ekonomi industri teknologi.

Baca juga: Hobi Unik Orang Terkaya di Dunia, dari Koleksi Artefak Roket hingga Bermain Ukulele

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com