Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/01/2020, 20:14 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Malaysia menyatakan, mereka tak akan jadi tempat pembuangan setelah mengirim 150 kontainer sampah plastik.

Negara di Asia Tenggara itu kebanjiran sampah plastik dari Amerika Serikat (AS) dan Inggris sejak 2018, setelah China menetapkan larangan.

Kebanyakan bisnis daur ulang China kemudian dipindahkan ke Malaysia setelah larangan itu diterapkan, dengan impor ilegal pun membanjir.

Baca juga: Wali Kota Salatiga Susun Aturan untuk Kurangi Sampah Plastik

Menteri Lingkungan Yeo Bee Yin mengatakan, saat ini pemerintah seantero Negeri "Jiran" memutuskan mengirim sampah-sampah itu ke negara aslinya.

Dilansir AFP Senin (20/1/2020), sebanyak 150 kontainer berisi 3.737 metrik ton ke berbagai negara seperti Perancis, Inggris, dan AS.

Yeo menerangkan, ke depan rencananya bakal mengembalikan 110 kontainer, dengan 60 di antaranya berasal dari Negara "Uncle Sam".

"Pemerintah bakal mengambil langkah yang diperlukan agar Malaysia tidak menjadi tempat pembuangan lagi," tegas Yeo.

Dia menyatakan kepada awak media di Butterworth, kementerian lingkungan bakal berjibaku dengan polusi, termasuk sampah plastik.

Menteri berusia 36 tahun itu menjelaskan, biaya proses pengiriman tersebut ditanggung oleh negara pengirim sampah.

"Kami tidak membayar sepeser pun. Adalah mereka yang mengirim sampah ke kami. Kenapa kami harus membayar untuk mengembalikan," ujarnya.

Ke-150 kontainer tersebut dibawa ke 13 negara, di mana 43 dikembalikan ke Perancis, 42 ke Inggris, 17 ke AS, dan 11 ke Kanada.

Negara di Asia Tenggara juga melakukannya. Indonesia sudah mengirim ratusan kontainer ke negara pengirim.

Kemudian Filipina melalui Presiden Rodrigo Duterte sempat mengancam bakal membuang sampah di pantai Kanada jika tak diambil.

Baca juga: Prihatin Sampah Plastik, Pohon Natal di Gereja Ini Disusun dari 2.000 Ecobrick

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com