Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Orang di China Meninggal akibat Virus Misterius Mirip SARS

Kompas.com - 18/01/2020, 17:42 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Virus misterius mirip pneumonia telah menelan korban kedua di China, menurut pemerintah setempat.

Mereka mengatakan kematian tersebut dicatat di kota Wuhan, China bagian timur, tempat wabah dimulai pada bulan Desember 2019.

Sementara itu, Jepang mengonfirmasi korban pertama dari virus tersebut — negara kedua di luar China setelah Thailand.

Baca juga: Virus Mematikan Asal China Menyebar ke Negara Lain, Seberapa Perlu Kita Khawatir?

Penyakit ini telah diidentifikasi sebagai coronavirus, yang dapat menyebabkan beragam penyakit mulai dari flu biasa hingga SARS yang mematikan.

Virus baru ini telah menginfeksi puluhan orang, dan banyak kasus telah dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Pasar tersebut ditutup pada 1 Januari.

SARS - singkatan dari severe acute respiratory syndrome atau sindrom pernafasan akut berat - menyebabkan lebih dari 700 orang meninggal di seluruh dunia selama wabah pada tahun 2002-2003. Wabah tersebut berasal dari China.

Secara total, SARS menginfeksi lebih dari 8000 orang di 26 negara. China telah bebas dari virus tersebut sejak Mei 2004.

Laporan yang belum dikonfirmasi di media sosial menyebut korban terbaru berusia 69 tahun.

Baca juga: Waspada Virus Misterius China, WHO Belum Pastikan Penyebab Kemunculannya

Bagaimana dengan kasus di Jepang?

Pihak berwenang Jepang mengatakan si pasien, pria berusia 30 tahunan, baru-baru ini bepergian ke Wuhan.

Mereka mengatakan dia tinggal di dekat Tokyo, tanpa menyebut namanya. Media lokal mengatakan ia adalah warga negara China.

Belum jelas apakah virus itu bisa menular antar-manusia.

Melalui penelitian, diketahui bahwa virus baru ini menyerang paru-paru. Batuk dan bersin merupakan cara paling efektif untuk menyebarkan virus.

Baca juga: Antisipasi Virus dari China, Dinkes Bali Imbau Bandara Pasang Thermoscanner

Otoritas kesehatan China menyatakan para petugas medis, yang berkontak dengan pasien, tidak terserang virus.

Bagaimanapun, sejumlah pakar memperingatkan bahwa terlalu dini untuk mengetahui apakah virus ini berpindah dari satu manusia ke manusia lainnya.

"Saya lebih waspada ketimbang skeptis. Terlalu cepat untuk menyimpulkan. Sebagian besar coronavirus sebenarnya sangat mudah tersebar dan itulah kekhawatiran saya," kata Profesor Mark Woolhouse dari Universitas Edinburgh.

Awal pekan ini, seorang perempuan di Thailand menjadi orang pertama di luar China yang didiagnosis dengan virus tersebut.

Wanita itu - yang belum disebutkan namanya - dikarantina setelah mendarat di Bangkok dari Wuhan. Virus misterius yang mirip pneumonia telah menelan korban kedua di China, menurut pemerintah setempat.

Baca juga: Update Virus Misterius China, Kini Diduga Bisa Menular Antar-manusia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com