Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penembakan di Pangkalan AL AS Dianggap Terorisme, 21 Tentara Arab Saudi Diusir

Kompas.com - 14/01/2020, 15:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC,AFP

MIAMI, KOMPAS.com - Sebanyak 21 tentara Arab Saudi diusir setelah penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola dianggap terorisme.

Letnan Dua Mohammed Saeed al-Shamrani menembaki ruang kelas tempatnya belajar pada 6 Desember 2019, di mana tiga pelaut tewas.

Tentara Arab Saudi berusia 21 tahun itu tewas ditembak polisi, dalam insiden yang juga melukai delapan orang itu.

Baca juga: Buntut Penembakan Pangkalan AL Pensacola, AS Tangguhkan Pelatihan bagi Militer Arab Saudi

Beberapa jam sebelum melakukan penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola, al-Shamrani sempat mengunggah manifesto berisi kritikan atas kiprah Washington di Timur Tengah.

"Saya melawan kejahatan, dan AS sudah sepenuhnya menjadi negara Iblis," tulis Shamrani dalam manifesto yang diunggah di Twitter.

Dia mengatakan dikutip Grup Intelijen SITE, dia tidak membenci AS karena negaranya atau karena praktik kebebasan yang mereka jalankan.

"Saya membenci kalian karena setiap hari, kalian mendukung, mendanai, dan menyokong kejahatan tak hanya terhadap Muslim, tapi juga kemanusiaan," ungkap SITE.

Dalam konferensi pers dilansir AFP Senin (13/1/2020), Jaksa Agung Bill Barr berujar apa yang dilakukan al-Shamrani adalah "aksi terorisme".

"Bukti yang ada menunjukkan, pelaku melakukan aksinya karena sudah terpapar oleh ideologi jihadis," terangnya kepada awak media.

Barr menuturkan, dia sudah meminta kepada Apple untuk membuka sandi dua ponsel iPhone yang dipunyai oleh anggota Angkatan Udara Saudi itu.

Baca juga: Beredar Foto Tentara Arab Saudi Pelaku Penembakan Pangkalan AL AS Pensacola

Diwartakan BBC, al-Shamrani diketahui berusaha menghancurkan ponselnya. Namun, FBI berhasil menyelamatkannya sebelum dimusnahkan.

"Kami sudah meminta Apple untuk membuka ponsel pelaku. Namun sejauh ini, kami belum menerima bantuan yang dibutuhkan," kata Barr.

Diberitakan New York Times, Apple disebut sudah memberikan data iCloud. Tetapi mereka menolak membuka ponselnya karena dianggap bakal mencederai piranti lunak iPhone.

Ini bukan kali pertama raksasa teknologi yang didirikan Steve Jobs, Steve Wozniak, dan Ronald Wayne itu menolak permintaan penegak hukum.

Pada 2016, FBI sampai harus berusaha sendiri membuka iPhone pelaku penembakan massal di California karena Apple menolak bekerja sama.

Baca juga: Tentara Arab Saudi Menonton Video Penembakan Massal Sebelum Menyerang Pangkalan AL AS

Halaman:
Sumber BBC,AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com