MIAMI, KOMPAS.com - Sebanyak 21 tentara Arab Saudi diusir setelah penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola dianggap terorisme.
Letnan Dua Mohammed Saeed al-Shamrani menembaki ruang kelas tempatnya belajar pada 6 Desember 2019, di mana tiga pelaut tewas.
Tentara Arab Saudi berusia 21 tahun itu tewas ditembak polisi, dalam insiden yang juga melukai delapan orang itu.
Baca juga: Buntut Penembakan Pangkalan AL Pensacola, AS Tangguhkan Pelatihan bagi Militer Arab Saudi
Beberapa jam sebelum melakukan penembakan di Pangkalan AL AS Pensacola, al-Shamrani sempat mengunggah manifesto berisi kritikan atas kiprah Washington di Timur Tengah.
"Saya melawan kejahatan, dan AS sudah sepenuhnya menjadi negara Iblis," tulis Shamrani dalam manifesto yang diunggah di Twitter.
Dia mengatakan dikutip Grup Intelijen SITE, dia tidak membenci AS karena negaranya atau karena praktik kebebasan yang mereka jalankan.
"Saya membenci kalian karena setiap hari, kalian mendukung, mendanai, dan menyokong kejahatan tak hanya terhadap Muslim, tapi juga kemanusiaan," ungkap SITE.
Dalam konferensi pers dilansir AFP Senin (13/1/2020), Jaksa Agung Bill Barr berujar apa yang dilakukan al-Shamrani adalah "aksi terorisme".
"Bukti yang ada menunjukkan, pelaku melakukan aksinya karena sudah terpapar oleh ideologi jihadis," terangnya kepada awak media.
Barr menuturkan, dia sudah meminta kepada Apple untuk membuka sandi dua ponsel iPhone yang dipunyai oleh anggota Angkatan Udara Saudi itu.
Baca juga: Beredar Foto Tentara Arab Saudi Pelaku Penembakan Pangkalan AL AS Pensacola
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.