Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER DI KOMPASIANA] Kasus Perkosaan Reynhard Sinaga | Efek Konflik AS-Iran | Mencari Lucu dari "Dark Comedy"

Kompas.com - 13/01/2020, 21:29 WIB
Harry Rhamdhani,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

"Begitu duduk di kursi terapi, ternyata klien langsung bereaksi. Pertahanannya bobol, diiringi rembesan air mata yang meleleh dari kedua pelupuk matanya," lanjut Kompasianer Endro S. Efendi. (Baca selengkapnya)

3. Ramai-ramai Simpan Emas Gara-gara "Trending World War 3"

Beberapa hari terakhir jagat media sosial diramaikan dengan trending "world war 3" seiring ketegangan geopolitik yang meninggi di kawasan Timur Tengah pasca terbunuhnya Jenderal Qassem Soleimani oleh hantaman rudal pesawat tanpa awak militer Amerika Serikat (AS).

Ketegangan ini, tulis Kompasianer Agil S Habib, berimbas tidak hanya terhadap hubungan kedua negara, melainkan juga terhadap aspek lain seperti perekonomian.
Harga minyak dunia ditengarai akan naik pasca terjadinya peristiwa ini, lanjutnya.

Akan tetapi, ternyata bukan hanya minyak saja yang menjadi dampak langsung karena konflik tersebut. Para pelaku investasi pun turut merasakan kekhawatiran serupa terhadap hal ini. Emas, misalnya. (Baca selengkapnya)

4. Belajar dari Kisah Sukses Canva

Ada lelucon lawas sejak era internet semakin berkembang pesat seperti sekarang: di dunia ini hanya ada 2 jenis orang, mereka yang menggunakan Photoshop dan mereka yang tidak.

Tentu bagi orang yang setiap harinya bergelut dengan dunia fotografi atau desain grafis, menggunakan perangkat tambahan untuk mengedit foto atau ilustrasi adalah kewajiban.

Namun, bagaimana dengan mereka yang non-profesional? Maksudnya, orang-orang yang sekadar ingin menyalurkan atau belajar cara membuat ilustrasi atau hasil foto yang baik?

Kini kita mengenal perangkat lunak bernama "Canva".

"Alat-alat Canva sederhana dan sangat mudah digunakan. Antarmuka-nya ramah pengguna dan intuitif. Canva menyediakan beragam templat/tema, font, warna, dan foto gratis yang bisa dipilih dan digunakan penggunanya," tulis Kompasianer Himam Miladi. (Baca selengkapnya)

5. Sulitnya Menemukan Kelucuan dari Komedi Gelap

Komedi gelap memang dibangun dalam kerangka yang mungkin saja menyinggung sebagian orang. Rumit, penuh kompleksitas.

Karena itulah, komedi gelap seringkali terbentuk dari sebuah kemarahan, pemberontakan, namun tetap tak meninggalkan sisi komedinya meski dibangun tipis-tipis.

"Orang lebih mudah menemukan ketersinggungan, bahkan mungkin terpicu untuk terbakar amarah," tulis Kompasianer Handi Aditya.

Namun, untuk bisa menikmati komedi gelap, lanjutnya, bukan berarti tujuannya adalah semata untuk melukai. (Baca selengkapnya)

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com